Menikmati Kisah Pangeran Jaya Pangus di Teater Bali Agung

  • Oleh :

Selasa, 17/Apr/2012 22:42 WIB


Bali, daerah tujuan wisata bertaraf internasional memang banyak menyuguhkan berbagai keindahan kepada para pengunjungnya. Bali tidak hanya menyuguhkan keindahan alam, tetapi juga eksotisme budaya masyarakat setempat. Tempat-tempat wisata yang bisa dinikmati oleh para wisatawan pun bertebaran di mana-mana seperti Kuta, Kintamani, Uluwatu, Pasar Seni Sukawati, Ubud, Bedugul, Nusa Dua, dan Gianyar.Di Gianyar misalnya, wisatawan dapat menikmati puluhan daerah tujuan wisata seperti diantaranya adalah Tampak Siring, Pantai Lebih, Pantai Ketewel, Pura Penataran Sasih, Museum Arkeologi, Wisata Alam Payangan, Taman Gajah Taro, dan Bali Safari & Marine Park yaitu obyek wisata yang baru diresmikan operasionalnya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2007 lalu.Meskipun usianya masih relatif baru, Bali Safari & Marine Park telah menjadi salah satu daerah banyak dituju oleh wisatawan. Sekitar 1500 2000 wisatawan yang per hari yang datang untuk melihat dari dekat ratusan satwa liar dari Indonesia, Afrika, dan India di tempat itu. Tidak hanya itu, akhir Agustus kemarin, Bali Safari & Marine Park semakin memanjakan pengunjungnya dengan suguhan pementasan teater kolosal.Pertunjukan teater kolosal kontemporer yang diklaim baru pertama kali ada di Bali ini dipentaskan di sebuah gedung (indoor) yang memiliki kapasitas tempat duduk hingga 1200 orang. Gedung teater bernama Bali Agung ini berukuran sekitar 40 X 80 meter dengan panggung modern terbesar di Bali yang dilengkapi dengan teknologi multimedia terkini dan tercanggih, baik untuk suara maupun tata cahaya.Di Teater Bali Agung yang megah ini wisatawan bisa menyaksikan salah satu legenda Pulau Bali yang sangat terkenal, yakni asal mula Barong Landung. Bagi masyarakat Bali, Barong Landung diyakini sebagai perwujudan Pangeran Sri Jaya Pangus, Raja Kerajaan Balingkang pada abad ke-12, dan istri tercintanya, Kang Ching Wie, seorang putri bangsawan dari daratan China. Dalam cerita tersebut, Sri Jaya Pangus terlibat cinta segi tiga dengan dewi kesuburan Bali, Dewi Danu. Pernikahannya dengan Dewi Danu membuahkan seorang anak lelaki yang sehat dan tampan. Tetapi begitu Dewi Danu tahu bahwa Jaya Pangus telah memiliki istri sebelumnya, Dewi Danu pun murka. Dan akibat kemurkaan Dewi Danu inilah, Pangeran Jaya Pangus dan Putri kang Ching Wie berubah menjadi Barong Landung.Pertunjukkan yang memakan waktu hampir satu jam itu tidak terasa. Sebab, kisah kasih dua insan berbeda adat istiadat dan negara ini disuguhkan dengan spektakuler. Hamparan kawah vulkanik berikut gunung berapi yang menjulang tinggi menjadi latar belakang dari epos yang penuh liku dan heroik ini.Penonton juga dimanjakan oleh perpaduan pertunjukan tari Bali tradisional dan kontemporer. Kolaborasi musik beragam genre dengan komposisi musik yang orisinal, perpaduan gamelan Bali dan musik orkestra Barat. Pertunjukkan ini juga melibatkan sekitar 150 orang yang terdiri dari para seniman Bali terkenal dewasa ini, termasuk penari, dalang wayang, dan musisi ternama dari Bali dan mancanegara. Dan pengunjungpun akan dibuat tercengang dengan hadirnya puluhan hewan eksotis dan terlatih seperti gajah, unta, elang, dan harimau yang turut memeriahkan cerita di setiap adegan demi adegan. Bali Agung dipentaskan empat kali seminggu pukul 14.30 sampai pukul 15.30 Wita. Pengunjung bisa memilih tiga paket tarif masuk, yakni paket pratama US$39, paket madya US$60, dan paket agung US$80. Paket pratama, penonton akan mendapatkan silver seat dan safari journey satu kali. Paket madya, penonton bisa duduk di gold seat, safari journey satu kali, dan makan siang di restoran Uma. Sedangkan paket agung, penonton bisa duduk platinum seat (posisi kursi yang paling strategis), makan siang di restoran Tsavo Lion, dan safari journey sepuasnya. (Ali S)