Menunggu Bandara Baru di Karawang

  • Oleh :

Rabu, 27/Jun/2012 09:22 WIB


KARAWANG (Berita Trans) Kabupaten Karawang, Jawa Barat, sudah digadang-gadang dipilih sebagai lokasi baru bandara internasional. Peletakan batu pertama pembangunan dijadwalkan tahun 2013, tetapi sampai sejauh ini belum ada instruksi dari pemerintah pusat kepada pemda setempat untuk mengubah Rencana Tata Ruang wilayah (RTRW).Areal lahan milik Perhutani di Wilayah Desa Muyasejati, Kecamatan Ciampel, direkomendasikan oleh penyandang dana pembangunan yakni Japan International Cooperation Agency (JICA), sebagai lokasi bandara baru.Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan mengungkapkan pemerintah memproyeksikan pembangunan bandara di Karawang sebagai solusi mengurangi kepadatan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta. Kita harus siapkan bandara di Karawang, ungkapnya.Saat ini, Bandara Soekarno-Hatta sudah padat. Kapasitas bandara yang dirancang untuk 26 juta penumpang setahun kini tercatat sudah menembus 2 juta penumpang per tahun. Kapasitasnya sudah terlewati, tuturnya.Mangindaan menuturkan, untuk mengatasi persoalan overkapasitas Bandara Soekarno-Hatta, pemerintah juga menyiapkan program rehabilitasi bandara itu agar kapasitasnya sanggup menampung hingga 50 juta penumpang. Tapi kita tetap harus siapkan juga di Karawang, katanya.Sedangkan Wakil Menteri perhubungan, Bambang Susantono mengungkapkan pemerintah pusat menjadwalkan peletakan batu pertama pembangunan bandara tersebut diharapkan pada tahun 2013. Dalam tempo lima tahun, bandara tersebut diharapkan bisa diselesaikan dan dioperasikan.STUDISementara itu, Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bakti Singayudha Gumay mengatakan, studi bandara di Karawang telah dituntaskan."Yang akan dilakukan adalah studi tambahan untuk lingkungan, kalau tahun ini diputuskan oleh pemerintah, maka ground breakingnya akan dilakukan pada 2015 nanti," kata Herry Bakti di gedung Kemenhub, Jakarta, belum lama ini.Menurutnya, rencana pembangunan runway III Soekarno Hatta tetap tidak bisa menjawab pertumbuhan penumpang pesawat pada masa mendatang. Dengan adanya, runway III, jelasnya, Soekarno Hatta hanya bisa menampung 70 juta penumpang."Tahun lalu saja, yang melewati Bandara Soetta telah melebihi 50 juta penumpang. Dengan pertumbuhan yang ada saat ini, dalam beberapa tahun lagi diperkirakan sudah melebihi 70 juta, jadi harus ada bandara lain," ujarnya.Menurutnya, bandara di Karawang bisa dijadikan bandara dalam kota atau aerotropolis. Pemerintah merencanakan pembangunan Bandara dengan luas 3 km x 3 km. "Siapa yang membangun nantinya akan kita tawarkan ke pihak perusahaan swasta atau BUMN. Berapa nilai investasinya, Herry Bakti mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum membicarakan angkanya. RTRWTernyata walaupun sudah direncanakan oleh pemerintah pusat, tetapi Pemerintah Kabupaten Karawang belum diinstruksikan untuk mengubah RTRW. Sekertaris Bappeda Karawang, Samsuri, mengemukakan pembangunan bandara masih menunggu perubahan RTRW. Adapun lokasi yang dipilih JICA sebagai bakal tempat Bandara sebagian besar, yakni merupakan kawasan hutan yang dikuasai Perum Perhutani. Tepatnya, di bagian Selatan Karawang. Namun, sesuai Perda yang ada kawasan tersebut diperuntukan bagi perluasan kawasan industri.GANTI LAHANMenurut dia, jika hasil kajian lanjutan itu menyebutkan bandara tetap harus dibangun di Wilayah Karawang selatan, maka Pemkab Karawang akan mengajukan tiga permohonan kepada pusat. Pertama, pergantian lahan hutan tetap harus berada di wilayah Karawang. Misalnya, dengan membeli lahan warga di pesisir untuk dijadikan hutan mangrove.Kedua, masyarakat di sekitar bandara harus dijamin dapat hidup lebih sejahtera. Berikutnya, Pemkab Karawang harus diberi kesempatan seluas-luasnya dalam membuka kegiatan usaha di bandara. Kami tidak ingin semua kegiatan di bandara nanti dikuasai oleh para investor dari luar,jelasnya.(ade).