GMF Tambah Kapabilitas Overhaul Landing Gear Pesawat B737-NG

  • Oleh :

Sabtu, 30/Jun/2012 11:34 WIB


CENGKARENG (Berita Trans) - PT GMF AeroAsia berhasil menambah kapabilitas terbaru untuk perawatan pesawat B737-NG setelah menyelesaikan overhaul landing gear pesawat B737-NG Garuda Indonesia. Overhaul landing gear merupakan perawatan besar terhadap landing gear pesawat berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh Boeing Company sebagai pabrik pesawat B737-NG. GMF merupakan perusahaan MRO pertama di Indonesia yang memiliki kemampuan overhaul landing gear B737-NG, kata Direktur Utama PT GMF AeroAsia, Richard Budihadianto dalam First Delivery Ceremony for B737NG Overhaul, GMF New Capability di Cengkareng, (28/6). Kapabilitas overhaul landing gear ini melengkapi kemampuan yang telah dimiliki oleh PT GMF AeroAsia dalam melaksanakan perawatan pesawat B737-NG. Sampai saat ini, GMF AeroAsia telah memiliki kemampuan melakukan perawatan C-Check untuk pesawat B737-NG. Kapabilitas ini akan terus ditingkatkan dengan menyiapkan sumber daya manusia yang terampil dan handal serta fasilitas perawatan yang memadai. Pengembangan kapabilitas kami lakukan sesuai dengan prosedur yang ditentukan oleh manufacture maupun authority, kata Richard. Selain pengembangan kapabilitas untuk B737-NG, GMF AeroAsia juga sedang mengembangkan kapabilitas overhaul landing gear untuk pesawat A320. Pengembangan ini ditargetkan rampung tahun 2013 sehingga overhaul landing pesawat A320 sudah dapat dilakukan di GMF. Maskapai nasional tidak perlu lagi mengirim pekerjaan overhaul landing gear ke luar negeri sehingga dapat menghemat biaya dan menekan devisa, katanya. Dengan kapabilitas terbaru peluang pasar yang bisa dibidik oleh GMF semakin luas. Richard juga menambahkan, GMF AeroAsia mengembangkan kemampuan perawatan untuk mengantisipasi pertumbuhan industri aviasi yang ditandai dengan kehadiran jenis-jenis pesawat terbaru. Tapi, pada saat yang sama GMF juga tetap mempertahankan beberapa kapabilitas untuk tipe pesawat yang telah digunakan operator seperti B737-Classic. Semakin banyak kapabilitas yang kami miliki tentu semakin baik, katanya. Apalagi dalam dua tahun terakhir kecenderungan pasar perawatan pesawat di Amerika dan Eropa beralih ke kawasan Asia Pasifik. Selain pengembangan kapabilitas, GMF juga berkomitmen mengembangkan kapasitasnya untuk memenuhi kebutuhan pasar perawatan nasional maupun pasar global. Pengembangan kapabilitas untuk B737-NG dan A320 terus dilakukan karena dua tipe pesawat ini paling banyak digunakan maskapai di dalam maupun luar negeri karena tergolong pesawat yang efisien dalam penggunaan fuel. Selain itu, tipe pesawat ini juga dikenal lebih ramah lingkungan, katanya. Populasi pesawat B737-NG, baik di Indonesia maupun di manca negara bertambah setiap tahun. Sebagian besar perusahaan penerbangan di Indonesia telah mengalihkan operasional pesawatnya dari B737-Classic dengan B737-NG maupun A320. GMF telah mendapatkan sertifikat approval dari FAA dan EASA untuk perawatan dua tipe pesawat terbaru ini, katanya. Kapabilitas GMF dalam perawatan B737-NG dan A320 ini dilakukan bertahap mulai A-Check hingga kini telah menguasai perawatan C-Check dan dilanjutkan dengan kapabilitas overhaul landing gear untuk component maintenance. Penambahan kapabilitas ini tentu saja menambah kemampuan GMF dalam menjalankan bisnis perawatan pesawat. Apalagi belum lama ini GMF ditetakan sebagai Authorized Services Facility (ASF) Bombardier yang pertama di Asia Pasifik dan yang keenam di dunia untuk melakukan perawatan pesawat Bombardier tipe CRJ Series (700/900/1000).Semua proses pengembangan kapabilitas ini sesuai dengan ketentuan authority, katanya. Hingga kini, GMF AeroAsia telah memiliki sertifikat approval dari DKUPPU (Indonesia), FAA (Amerika Serikat), EASA (Eropa) dan sertifikat approval dari 16 negara lebih untuk menangani perawatan berbagai jenis pesawat buatan Boeing maupun Airbus. Beberapa tipe pesawat yang menjalani perawatan di GMF antara lain B737-Series, B747-Series, B737-NG, A320, A330, dan lain-lain. Semua ini semakin memperkuat posisi GMF di pasar perawatan pesawat global, kata Richard Budihadianto. (ali)