JAKARTA (Berita Trans) - Kementerian BUMN akhirnya melikuidasi Perum PPD. Selanjutnya perusahaan angkutan buskota di Jakarta tersebut menjadi anak perusahaan Perum DAMRI. Surat keputusan soal likuidasi tersebut sudah diterima direksi Perum PPD. "Kami menerimanya sekitar dua hari lalu. Dalam keputusan itu, kami diminta untuk melakukan sejumlah langkah, terutama berkaitan dengan penggabungan ke DAMRI," ujar direktur BUMN tersebut, Putu, kepada beritatrans.com, Jumat (10/8/2012).Dalam konteks menjadi anak perusahaan DAMRI, dia menjelaskan asset PPD, terutama depo, bus dan karyawan, segera diserahkan kepada DAMRI. "Asset bisa dijual dalam konteks untuk memenuhi kewajiban kepada karyawan dan pihak ketiga," ungkap Putu. Saat ini, PPD memiliki sekitar 400 karyawan, termasuk 312 pegawai tetap.Dikonfirmasi soal likuidasi dan penggabungan PPD tersebut, Direktur Utama Perum DAMRI Agus Suherman Subrata mengemukakan belum menerima suratnya. "Kami memang sudah begitu lama membahas bersama PPD dengan supervisi dari Kementerian BUMN soal likuidasi PPD, lalu menjadi anak perusahaan DAMRI," ucapnya.Dalam konteks menjadi anak perusahaan, Agus mengemukakan dibutuhkan langkah antara lain inventarisasi asset dan hal-hal lain, lalu diformulasikan pemenuhan berbagai kebutuhan administratif. "Untuk pegawai, kami berusaha betul tidak ada rasionalisasi. Biarkan berkurang secara alamiah," tegasnya.Sedangkan soal menjadi anak perusahaan, dia mengutarakan PPD dikonsentrasikan menjalankan segmen usaha busway di Jakarta. "Kami menangkan tender busway di Koridor I, VIII dan XI. Nanti PPD yang mengoperasikannya. Begitu mengoperasikan busway maka PPD kontan sehat," katanya.60 BUSTentang kebutuhan bus untuk operasional busway, Agus menjelaskan sudah ada kontrak dengan pabrik bus Zhong Tong, China, untuk menyediakan seberapapun kebutuhan armada yang diminta DAMRI. "Untuk tahap pertama, mereka akan mengirim 60 bus pesanan kami. Insya Allah, Sabtu besok, busnya sudah ada di Stasiun DAMRI Kemayoran," ungkapnya.(aw).