Keselamatan Pelayaran Sungai Siak Meningkat

  • Oleh :

Minggu, 07/Apr/2013 22:40 WIB


PEKANBARU (beritatrans.com) Tingkat keselamatan pelayaran kapal yang beroperasi di Sungai Siak, Pekanbaru, Provinsi Riau cenderung terus mengalami peningkatan. Bahkan selama empat tahun terakhir dapat dikatakan zero accident. Kalau pun ada, hanya berupa senggolan kapal yang tidak mengakibatkan kerusakan berarti, apalagi sampai mengakibatkan korban jiwa, kata kepala Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan kelas III, Pekanbaru, Riau, Capt. Ridwan Chaniago.Ridwan Chaniago mengatakan, alur pelayaran Sungai Siak yang didominasi kapal-kapal angkutan domestik antar pulau perlu pengawasan khusus. Alur pelayaran yang sempit sangat rawan terjadinya kecelakaan kapal.Untuk itu dia menegaskan, pihaknya selalu memprioritaskan faktor safety dan tidak memberikan toleransi sedikitpun terhadap potensi pelanggaran.Keselamatan adalah prioritas kami. Kami selalu memperketat pengawasan lalulintas laut untuk mencegah kecelaakaan kapal pada alur pelayaran, kata Ridwan.Arus kunjungan kapal dalam dua tahun terakhir ini, kata dia cenderung meningkat, terutama untuk general kargo, yang dibawa kapal-kapal kecil dan tongkang. Khusus kapal pengagkut petikemas masuk ke pelabuhan Parawang, yang telah dilengkapi dengan alat berat atau crane untuk kegiatan bongkar dan muat."Kalau petikemas tidak bisa dilayani di Siak, selain lapangan penumpukannya terbatas alur pelayaran masuk ke pelabuhan terbatas, karena terhalang oleh jembatan yang memotong Sungai Siak," jelasnya.[caption id="attachment_1975" align="alignnone" width="300" caption="Adpel Pelabuhan Pekanbaru, Capt. Ridwan Chaniago"][/caption]Disebutkan, Pelabuhan Siak memiliki potensi perdagangan cukup besar. Sayangnya, kata dia, Siak sulit dikembangkan lagi karena sudah sangat padat dan lebar sungai yang dipakai untuk alur pelayaran sempit. Karena itu, seluruh kapal yang akan berlayar dibatasi maksimum pukul 16:00 wib.Sebab, bila kemalaman di tengah perjalanan akan sangat berbahaya. Selain penerangan yang sangat minim, kondisi alurpun sangat sempit. Bila melakukan kesalahan sedikit pun, akibatnya bisa berantai, kata Ridwan.Menurutnya, sebelum ada pengawasan melekat seperti sekarang ini, di alur pelayaran sungai Siak kata Ridwan, seringkali terjadi kecelakaan, "Waktu tempuh kapal dari muara ke pelabuhan Siak antara 10 hingga 12 jam. Kalau melebihi waktu yang telah ditentukan, kapal sampai di alur pelayaran, malam hari, dan ini berbahaya bagi keselamatan kapal," jelas dia.Arus pelayaran yang masuk ke Siak sendiri menurut Ridwan cenderung meningkat dalam dua tahun terakhir ini. Selama tahun 2012, jumlah kapal dalam negeri yang masuk sebanyak 11.340 kapal,meningkat 200 kapal dibanding tahun 2011 yang mencapai 11.181 kapal. Sedangkan pelayaran luar negeri 927 kapal dan tahun 2011 hanya 885 kapal.Pertumbuhan arus kapal di Siak itu juga terlihat pada kapal-kapal pelayaran rakyat (Pelra) dan kapal pedalaman, termasuk kapal yang mengangkut Crude Palm Oil (CPO) dan hasil hutan. Utamakan LoyalitasPada kesempatan itu, Adpel yang lama menjadi nakhoda kapal asing tersebut mengaku sangat mengagungkan loyalitas, baik loyalitas terhadap pekerjaan maupun loyalitas terhadap rekan kerja, termasuk kepada pimpinan.[caption id="attachment_1976" align="alignnone" width="300" caption="Dirjen Perhubungan Laut, Capt. Bobby R Mamahit"][/caption]Ridwan mengaku, prinsip loyalitas yang dipegangnya tersebut meniru dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Capt. Bobby R Mamahit. Pak Dirjen itu sangat loyal kepada pekerjaan dan rekan kerja. Dia tidak hanya loyal pada atasan saja, kata Ridwan. Dia juga mengaku bersyukur Menteri Perhubungan EE Mangindaan mempercayakan kemudi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut kepada Bobby. Selain loyalitasnya tinggi, kapabilitas dan kapasitasnya juga sangat mumpuni. Di Kementerian Perhubungan, khususnya di Ditjen Perhubungal Laut, jarang orang yang memiliki kualifikasi seperti dia, tuturnya. (aliy)