INSA Minta Pelindo Tidak Naikkan Tarif

  • Oleh :

Kamis, 20/Jun/2013 21:55 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) Sehubungan dengan rencana kenaikan harga BBM pada bulan Juni ini, Indonesia National Shipowners Association (INSA) meminta PT Pelindo tidak ikut-ikutan menyesuaikan tarif jasa kepelabuhanan."Meskipun kenaikan harga BBM pengaruhnya tidak langsung, tetapi mau tidak mau pelayaran harus memperhatikan karyawannya, belum lagi harga spareparts, kata Ketua DPP INSA Carmelita Hartoto, di Jakarta, Kamis (20/06/2013).Keinginannya itu, kata Carmelita telah disampaikan kepada Menteri Perhubungan EE.Mangindaan. "Kami kan selama ini tidak diberikan keistimewaan, semua kami lakukan sesuai harga pasar. Tapi khusus yang satu ini, kami minta kepada pemerintah agar tarif jasa kepelabuhanan tidak dinaikan," kata Carmelita.Carmelita menjelaskan, pemberian subsidi BBM selama ini diberikan pemerintah kepada semua angkutan termasuk penyeberangan, kecuali kapal laut. "Kami beli BBM industri, kami tidak pernah menuntut apa-apa, yabg kami ingikan sekarabng ini, tarif pelabuhan jagan dinakan," tegas Carmelita.Hasil pertemuan dengan Menteri Perhubungan, kata Carmelita, diharapkan bisa jadi pegangan. Karena dalam pertemuan itu, dijanjikan tarif jasa pelabuhan tidak ada kenaikan.Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengatakan, pemerintah berupaya, kenaikan BBM tidak menurunkan kinerja para operator transportasi. Khusus, angkutan laut, pemerintah berupaya agar operator pelabuhan, yaitu PT Pelindo I-IV tidak menaikan tarif jasa kepelabuhanannya kepada kapal-kapal yabg berlabuh, sandar dan bongkar."Sudah dibicarakan, biaya labuh dan sandar kalau bisa tidak dinaikan. Bukan saja kapal barang tapi juga penumpang dan penyeberangan," kata Menhub.Terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Unit Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Organda, Gemilang Tarigan mengatakan, dampak kenaikan BBM terhadap usaha Angsuspel berpengaruh cukup besar. Karena posisi normal (sebelum kenaikan BBM) margin pendapatan sudah tergerus oleh kondisi kemacetan di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok.Kalau mau jujur, posisi pengusaha angkutan itu sebenarnya sudah mati suri, karena adanya kemacetan yang akan berlangsung hingga Agustus 2014," kata Gemilang Tarigan.Dikatakan, selain kenaikan BBM, proyek jalan tol pelabuhan telah mengurangi keuntungan hingga 30 persen. Kalau dihitung dengan acuan terakhir tentang kenaikan BBM hingga Rp1.500 per liter atau menjadi Rp6.000 per liter, maka pengaruh kenaikan BBM bagi Angsuspel sebesar 33,33 persen.Karena itu, idealnya kenaikan tarif Angsuspel di Pelabuhan Tanjung Priok di atas 40 persen, baru itu bisa mempertahankan usaha, katanya. (aliy)