Terbang Terlalu Rendah, Penyebab Jatuhnya Asiana

  • Oleh :

Sabtu, 17/Agu/2013 23:28 WIB


SAN FRANCISCO (beritatrans.com) Terkuak sudah penyebab jatuhnya pesawat Boeing 777 Asiana yang terjadi di Bandara Internasional San Francisco, bulan lalu. Hal itu terungkap setelah sejumlah mantan pilot Korean Airlines mengatakan kepada siaran suara radio Amerika (VOA), Sabtu (17/8/2013).Peristiwa itu terjadi bulan lalu ketika kapten pilot Asiana menerbangkan pesawat menuju bandara internasional San Francisco menggunakan pendekatan visual ketimbang kontrol otomatis. Pesawat jet dengan nomor penerbangan 214 itu terbang terlalu rendah dan lambat menyebabkan kecelakaan yang menewaskan tiga orang dan mencederai 180 orang.Badan Keselamatan Transportasi Amerika (NTSB) melaporkan tidak ada satupun dari awak pesawat itu yang dalam penerbangan pertamanya berbicara mengenai posisi berbahaya ini meskipun ada peringatan otomatis sampai dua pilot meminta pembatalan pendaratan (go around) namun kedua hal itu sudah terlambat.Keprihatinan dikemukakan oleh penyelidik keamanan udara di Amerika, Inggris dan Kanada setelah ada sejumlah kesalahan dan bencana sejak 1990-an.Mantan pimpinan NTSB Jim Hall menyatakan keprihatinannya dan menyebut kecelakaan bulan Juli itu mungkin bukan insiden khusus. Sebelumnya Hall membantu melakukan pemeriksaan keamanan industri penerbangan Korea itu.Di sisi lain, Ross Aimer, mantan kapten United Airlines yang melatih pilot-pilot KAL enam tahun lalu mengatakan, keengganan untuk berbicara bisa ditelusuri dari tradisi budaya Korea yang menjunjung otoritas.Pilot terlalu bergantung pada pengendali otomatis juga mungkin menyebabkan kecelakaan itu, ujar Ross.Para pilot Korea melakukan latihan pendaratan secara manual pada sebuah simulator setiap enam bulan, tapi pakar penerbangan mengatakan perusahaan penerbangan lainnya mewajibkan pilot mereka untuk latihan pendaratan semacam itu dalam situasi nyata.Sumber-sumber mengatakan para pilot Asiana secara rutin menolak tawaran pendekatan visual dari pihak pengawas lalu lintas udara.Tim penyidik pesawat nomor penerbangan 214 itu menyatakan, posisi pesawat terlalu turun ke bawah sehingga kecepatan pesawat saat hendak mendarat terlalu cepat. Sesaat sebelum pendaratan, pilot yang sadar akan kesalahan itu berusaha membatalkan pendaratan. Sayangnya, pesawat lebih dulu mencium aspal yang mengakibatkan tergelincir dan akhirnya hangus terbakar. Kecelakaan teknis seperti ini biasa disebut crash landing.Pihak Asiana Airline mengungkapkan pesawat tersebut membawa 291 penumpang dan 16 awak kapal. Dua orang dilaporkan tewas pada kecelakaan pesawat milik Korea Selatan itu. Insiden tersebut membuat Pemerintah Korea Selatan meminta para pemilik maskapai penerbangan memeriksa kondisi mesin dan segala perlengkapan pesawatnya.Seperti dilansir Arabnews, penyelidikan difokuskan kepada pilot Lee Gang-guk, landasan bandara, serta kondisi pesawat Boeing 777 milik Asiana Airlines tersebut.Juru bicara Asiana, Lee Hyomin mengatakan pilot Lee Gang-guk memiliki hampir 10 ribu jam terbang pada pesawat jenis lainnya. Tetapi, ia baru 43 kali menerbangkan pesawat jenis Boeing 777 dan masih dalam tahap latihan."Sedangkan Co-Pilot Lee Jeong-min, memiliki 3.220 jam terbang dengan Boeing 777 dan total 12.387 jam terbang selama kariernya," bunyi pernyataan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea Selatan.(machda)