Pengguna KRL Jabodetabek Jangan Banyak Mengeluh

  • Oleh :

Kamis, 10/Okt/2013 11:11 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) -- Pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek untuk tak terlalu banyak mengeluh soal pelayanan yang ada saat ini. Sebab, mutu pelayanan sangat ditentukan oleh harga."Sebab, arga tiket KRL yang saat ini dipatok, sudah sesuai dengan layanan yang diberikan. Tak ada, moda transportasi selain KRL yang mengangkut penumpang dari Bogor menuju Jakarta sejauh 48 kilometer dengan biaya Rp5.000," kata Direktur PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan pada acara bedah buku "Jonan dan Evolusi Kereta Api" di Erasmus Huis Pusat Kebudayaan Belanda, Jakarta, Rabu (9/10/2013).Menurut dia, ada harga ada rupa. Yang pernah coba kereta Medan-Bandara Kuala Namu (di Sumatera Utara), enak kan? Ya iya karena harga tiket Rp80.000 untuk 30 kilometer," ujar Jonan."Agar penumpang bisa mendapatkan pelayanan prima, maka harga tiket harus mahal. Kalau harga tiket tak mau mahal, lanjut dia, maka subsidi pemerintah berupa public service obligation (PSO) yang harus dinaikkan," paparnya.Jonan mengaku lebih senang jika PT KAI tak mendapat PSO. "Tak terima PSO malah alhamdulillah. PSO prosesnya rumit, makan waktu, penagihannya juga makan waktu," ujarnya.Tahun ini, KAI mendapat PSO Rp704,78 miliar. Sebanyak Rp286 miliar digunakan untuk layanan KRL. Dana PSO mulai digunakan per 1 Juli 2013, bertepatan dengan penerapan tarif progresif.Dengan PSO, tarif menumpang KRL menjadi Rp 2.000 untuk lima stasiun pertama, dan kenaikan Rp500 per tiga stasiun berikutnya. Bila tak ada PSO, tarif menumpang KRL adalah Rp3.000 per lima stasiun pertama dan naik Rp1.000 per tiga stasiun berikutnya.Gambarannya, dengan PSO tarif perjalanan dari Bogor ke Jakarta terkena tarif Rp5.000 sekalijalan. Bila tanpa PSO, tarifnya menjadi Rp9.000. (tifa/machda)