Trafik Petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok Bakal Mencapai 21,24 Juta TEUs

  • Oleh :

Kamis, 14/Nov/2013 10:47 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Kementerian Perhubungan memproyeksikan trafik petikemas di pelabuhan besar di Indonesia, termasuk Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, akan meningkat luar biasa. Berdasarkan proyeksi tersebut maka pemerintah mengidentifikasi kebutuhan investasi pembiayaan pengembangan pelabuhan.Proyek hingga tahun 2030 itu disampaikan Dirjen Perhubungan Laut Capt. Bobby R Mamahit dalam seminar yang digelar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI). Seminar bertema "Revitalization of Marine Transportation Infrastructure to Increase the Economic Growth of Indonesia" tersebut juga menghadirkan Menteri PPL/Kepala Bappenas Armida S Alisjahbana sebagai pembicara.Bobby mengemukakan proyeksi itu menjadi salah satu dasar Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KP.414 Tahun 2013 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional. "Kalkulasi proyeksi trafik petikemas itu juga menjadi dasar identifikasi kebutuhan investasi pembiayaan pengembangan pelabuhan," jelasnya.Kepada beritatrans.com, Kamis (14/11/2013), mantan Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan Kementerian Perhubungan itu menuturkan Pelabuhan Tanjung Priok menduduki peringkat pertama laju trafik dengan angka mencapai 21,24 juta TEUs pada tahun 2030.Setelah Tanjung Priok, Bobby R Mamahit mengutarakan menyusul Pelabuhan Tanjung Perak dengan 9,44 juta TEUs, Pelabuhan Belawan 4,81 juta TEUs, Pelabuhan Tanjung Emas 3,11 juta TEUs, dan Pelabuhan Makassar 2,47 juta TEUs."Begitu seterusnya pada pelabuhan-pelabuhan utama di Indonesia, dengan karakteristik muatan antara lain CPO, petroleum, batubara, curah dan terminal lainnya," ungkap mantan Administrator Pelabuhan Tanjung Priok itu.KEBUTUHAN INVESTASIBerdasarkan proyeksi perkembangan potensi muatan tersebut, dia menjelaskan telah diidentifikasi kebutuhan investasi pembiayaan yang dijabarkan pada setiap wilayah koridor ekonomi Indonesia. Untuk Koridor Sumatera sebesar 12,8 juta dolar AS, Koridor Jawa 15,32 juta dolar AS, serta Koridor Bali dan Nusa Tenggara 2,4 juta dolar AS.Sedangkan pada kebutuhan investasi di Koridor Kalimantan diperkirakan 4,6 juta dolar AS, Sulawesi 3,87 juta dolar AS dan Papua - Maluku 7,97 juta dolar AS. Dengan demikian, total kebutuhan investasi pelabuhan di Indonesia lebih dari 47 juta dolar AS.KOMPOSISI SHARESesuai dengan jumlah investasi tersebut, dia mengemukakan maka komposisi pembagian rencana investasi pengembangan pelabuhan diharapkan berskema share pemerintah 14,906 persen, dan share pihak swasta 68,3 persen.Dari skama itu, Bobby menjelaskan maka terlihat jelas bahwa peran dan partisipasi pihak swasta sangat diobutuhkan dalam pembangunan sektor transportasi, khususnya transportasi laut (pelabuhan), mengingat keterbatasn pembiayaan melalui APBN.SKEMA APBNBerkaitan dana dari8 skema APBN yang telah dikucurkan untuk pengembangan pelabuhan, dia menguraikan pada tahun 2009 telah dibangun 235 lokasi, tahun 2010 sebanyak 237 lokasi, tahun 2011 304 lokasi, tahun 2012 370 lokasi dan tahun 2013 328 lokasi.(agus w).