Jalur Kereta Akan Dibangun di Stasiun Cikarang - Pelabuhan Cilamaya

  • Oleh :

Jum'at, 27/Des/2013 10:37 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Kementerian Perhubungan merencanakan membangun jalur kereta di koridor Stasiun Cikarang - Pelabuhan Cilamaya. Pembangunan jalur tersebut akan mempermudah akses transportasi logistik dari dan ke kawasan industri di Bekasi serta Karawang.Direktur Prasarana Perkeretaapian Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Arief Heryanto, mengungkapkan pembangunan jalur baru itu sudah direncanakan sebagai bagian dari program pemerintah untuk semakin memperlancar arus logistik nasional.Dengan menggunakan pelayanan tranportasi kereta api, dia menegaskan maka arus barang dari dan ke kawasan industri menjadi lebih efisien dan tentu saja relatif lebih murah biayanya. Pengiriman barang tidak lagi berhadapan dengan persoalan kemacetan arus lalu lintas dan potensi kecelakaan seperti di jalan raya.Tahap awal, Arief Heryanto mengemukakan berupa pembebasan lahan yang akan dipakai untuk trek. "Kami juga tengah mempersiapkan engineering design. Tahapan-tahapan ini diharapkan dapat diselesaikan tahun 2014," jelasnya kepada beritatrans.com, Jumat (27/12/2013).Dengan dibangun dari Stasiun Cikarang, maka jalur itu akan terkoneksi dengan Cikarang Dry Port. "Tak hanya dapat melayani arus barang dari industri di Cikarang, tetapi kawasan lainnya, termasuk Karawang dan Cikampek. Dengan demikian, arus barang tak melulu ke Pelabuhan Tanjung Priok, tetapi bisa terdistribusi ke Pelabuhan Cilamaya," tuturnya.Mengenai anggaran untuk pembangunan jalur kereta tersebut, dia mengemukakan belum bisa membuka sekarang. "Karena masih banyak hal yang mesti dikalkulasi, sehingga kami belum dapat menentukan angka pastinya," kilah Arief Heryanto.AMAT SERIUSSebelumnya Dirjen Perhubungan Laut Capt. Bobby R Mamahit mengungkapkan pemerintah teramat serius untuk membangun Pelabuhan Cilamaya untuk menampung laju arus logistik yang begitu pesat dan tidak mungkin seluruh diakomodir oleh Pelabuhan Tanjung Priok.Pembangunan pelabuhan tersebut, dia menegaskan tidak akan menjadi kompetitor bagi Pelabuhan Tanjung Priok atau Pelabuhan Kalibaru. "Pelabuhan ini menjadi pelengkap saja. Tidak akan menggerus pangsa pasar Pelabuhan Tanjung Priok atau Kalibaru," tegasnya.Pernyataan Dirjen Perhubungan Laut memang teramat logis bila dipersandingkan dengan penjelasan dari Menteri Perindustrian, Ir MS Hidayat bahwa satu kawasan industri dengan total areal 3.000 hektare sedang disiapkan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.Rencananya, kawasan industri tersebut diperuntukkan bagi pembangunan pabrik otomotif, pabrik mesin-mesin (engineer), pabrik komponen elektronik, dan teknologi industri. Pembangunan kawasan industri ini akan membawa dampak besar bagi perekonomian nasional karena investor otomotif misalnya akan menginvestasikan modal 3,5 miliar dolar Amerika Serikat."Kawasan industri ini nantinya, selain merupakan investasi padat modal, juga sekaligus padat karya. Tentu, efek ekonomi dari investasi di sana sangat luas," ungkap Ir MS Hidayat. Dia menjelaskan, penyiapan lahan seluas itu atas permintaan investor Jepang yang disampaikan melalui Chairman Toyota, Mr Toyada, saat bertemu dengannya.Namun, keinginan membangun kawasan industri di Kabupaten Karawang itu dengan persyaratan yang diusulkan investor, kegiatan bongkar muat barangnya kelak tidak melalui Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta Utara."Pemerintah sedang mengusulkan pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Karawang. Cilamaya, selain digunakan sebagai pelabuhan antarpulau juga sekaligus sebagai pusat kegiatan ekspor," katanya.Hidayat mengatakan, membangunan kawasan industri 3.000 hektare ditambah dengan pembangunan Pelabuhan Cilamaya merupakan pekerjaan besar bagi pemerintah, termasuk pemerintah Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Karawang. "Kementerian Perhubungan sedang membuat studi kelayakan tentang Pelabuhan Cilamaya," ujarnya.Penyiapan lahan tersebut, kata Hidayat, berkaitan juga dengan telah hampir habisnya lahan kawasan industri yang ada di Bekasi, Cikarang, dan Cikampek. "Hampir 95 persen lahan kawasan industri di tiga wilayah ini sudah terjual," ujarnya.Secera terpisah, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar Deny Juanda mengatakan percepatan Cilamaya lebih penting melihat desain yang sudah ditetapkan untuk Karawang. Kawasan manufaktur yang 60% berada di Karawang dan Bekasi menurut Deny lebih membutuhkan pelabuhan. Cilamaya menjadi penting karena ekspor manufaktur mengandalkan pelabuhan, paparnya. (aw).