Kadin: Pengusaha Nasional Siap Kelola 4 Pelabuhan Utama

  • Oleh :

Sabtu, 08/Mar/2014 10:49 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Pelaku usaha logistik menilai investor luar negeri tidak terlalu mendesak untuk dilibatkan bagi pengembangan pelabuhan di Indonesia, khususnya pada pelabuhan utama seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar dan Belawan.Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Logistik Carmelita Hartoto mengatakan Indonesia seharusnya telah cukup belajar dari transfer knowlage dari Hutchison Port Holding dan Dubai Port yang telah menjadi operator pelabuhan pada pelabuhan utama di Indonesia.Sekarang, katanya, sudah waktunya bagi operator pelabuhan nasional untuk memberikan kesempatan kepada investor dalam negeri. "Joint Venture asing dengan kepemilikan (saham) indonesia masih diperlukan guna mendorong terjadi transfer technology, tapi seharusnya lebih dibuka kesempatan bagi pengusaha national berperan," katanya.Dia mengemukakan pemerintah seharusnya lebih membuka dominasi usaha kepelabuhanan di Indonesia kepada swasta nasional. "Kalau tidak diberi kesempatan, Indonesia tidak akan memiliki perusahaan pelabuhan berkelas internasional," katanya.Dia menjelaskan terpilihnya investor strategis Mitsui Jepang sebagai mitra PT Pelindo II di terminal I Kalibaru, Pelabuhan Tanjung Priok seharusnya tidak diikuti oleh terminal-terminal selanjutnya yang akan dibangun di kawasan tersebut maupun pelabuhan lainnya seperti Cilamaya.Sebab, katanya, sudah banyak perusahaan pelayaran nasional maupun investor Indonesia lainnya yang memiliki kemampuan dan kompetensi untuk mengembangkan pelabuhan nasional berskala besar. "Lewat konsorsium atau bahkan sendiri, swasta bisa terlibat di proyek pelabuhan strategis jika diberi kesempatan," tegasnya.Kadin Indonesia sangat menyayangkan jika operator pelabuhan nasional lebih memprioritaskan kepentingan pemodal asing dalam pengembangan pelabuhan di Indonesia tanpa memberikan kepercayaan kepada pengusaha nasional yang sebenarnya sudah memiliki kemampuan. Menurut dia, investasi asing pada sektor kepelabuhanan seharusnya ditata sebaik mungkin dengan mengarahkan bahkan memberikan insentif bagi pemodal-pemodal luar negeri untuk membangun pelabuhan di daerah tertinggal seperti di Sorong, bukan justru sebaliknya. Kalau sekarang, yang terjadi justru sebaliknya. Operator pelabuhan menawarkan investasi pembangunan pelabuhan yang tidak strategis kepada pengusaha nasional. "Kondisi ini seharusnya tidak boleh terjadi. Kami yakin, pengusaha nasional pun mampu menjadi operator pelabuhan yang efisien."Saat ini, investor pelabuhan yang menjadi pengelola terminal di Indonesia adalah Hutchinson Port Holding di Pelabuhan Tanjung Priok dan Dubai Port World di Pelabuhan Tanjung Perak.Di sisi lain, PT Pelindo II saat ini pun sudah menandatangani kesepakatan dengan Mitsui untuk pengembangan terminal I Kalibaru, Tanjung Priok. Perseroan BUMN ini juga masih membidik pemain asing untuk pembangunan terminal II Kalibaru. (aw).