Mitsui Mundur dari Investasi Terminal Petikemas Kalibaru

  • Oleh :

Minggu, 06/Apr/2014 15:53 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Investor strategis pembangunan terminal petikemas Kalibaru Tanjung Priok, Mitsui & Co, Ltd Jepang (Mitsui, mundur dan menarik semua rencana investasinya di pelabuhan paling sibuk di Indonesia itu. Mundurnya Mitusi menjadi ancaman serius bagi proyek pembangunan terminal yang menjadi kebanggaan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II tersebut dan dijadwalkan sudah harus beroperasi pada Desember 2014 ini.Terminal new Priok yang menelan iinvestasi sekitar 2,5 miliar dolar AS atau Rp 24 triliun itu, menurut Menteri Perhubungan, Evert Erenst Mangindaan harus dilanjutkan. Dirinya juga menunggu laporan resmi dari PT Pelindo II tetnag alasan mundurnya Mitsui pada proyek Kalibaru itu.Sebagai investor terpilih pada eelang proyek (preferred bidder) untuk pembangunan, pendanaan, dan pengoperasikan Terminal, harusnya Mitsui tidak begitu saja menarik investasi. Karena proyek itu dijamin langsung pemerintah, sehingga siapapun investor yang membiayai akan mendapatkan perlindungan.Investor asal Jepang itu, adalah satu dari tiga perusahaan yang ikut lelang proyek Kalibaru Utara dengan janji menyelesaikan terminal tahap I, kapasitas 5000 TEUs pada akhir tahun ini. Dua perusahaan lain yang tersingkir dalam lelang itu ialah MEC, dan Maersk Line.Mangindaan mengatakan, PT Pelindo II harus mencari solusi secepatnya, atas mundurnya Mitsui dari Kalibaru. Setidaknya, berupaya mendekati dua calon investor lain yang ikut lelang salah satunya Maersk Line."Harusnya Pelindo II laporkan, alasan mundurnya Mitsui, kami kan regulator,"tegas Mangindaan, Jumat (4/4) usai menyaksikan penandatangan nota kesepahaman konsesi pengusahaan terminal petikemas Pelabuhan Belawan fase II antara Otoritas Pelabuhan dengan PT Pelindo III.Menhub mengatakan, idealnya dalam setiap melakukan kerjasama dengam investor, Pelindo II, harus melakukan pengamanan antara lain berupa langkah strategis dalam mengantisipasi adanya potensi penarikan investasi.Manajemen Pelindo II sebagai operator, harusnya melakukan kajian secara menyeluruh terhadap kemampuan calon investor sebelum lelang dijalankan. Hal ini untuk mengukur kemampuan investor dalam melaksanakan proyek, sehingga potensi penarikan investasi dapat dihindari. Karenanya, Pelindo II diingatkan untuk secepatnya menyelesaikan permasalahan permasalahan itu. MENCEMASKANSerikat Pekerja Pelabuhan Indonesia II (SPPI) semakin mencemaskan masa depan kelanjutan pembangunan projek Terminal Kalibaru seiring mundurnya Mitsui sebagai mitra pengoperasian Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Priok.Ketua Umum SPPI, Kirnoto menyatakan, kekhawatiran ini sudah muncul sejak awal di kalangan pekerja Pelindo II mengingat mega projek senilai 46 triliunan rupiah ini tidak didasari dengan perencanaan yang matang. "Mulai dari sering berubah-ubahnya desain pembangunan, kemudian masih bermasalahnya pembangunan jalan akses karena harus melakukan pembebasan lahan milik Pelindo II sendiri namun sudah dipadati pemukiman warga kampung Kalibaru, hingga belum dilengkapi dengan sistem-sistem pendukung pengoperasian sebuah terminal," ujarnya.Sistem itu seperti risk management, ISPS Code, izin operasi terminal baik sebagai tempat bongkar muat petikemas maupun sebagai tempat penimbunan sementara (TPS) yang dikeluarkan oleh institusi pemerintah baik di tingkat Kementerian maupun di tingkat Pelabuhan Tanjung Priok.Mundurnya Mitsui itu, Kirnoto mensinyalir akibat belum siapnya pembangunan infrastruktur yang menjadi kewajiban PT Pelindo II. Hal ini pun bermasalah karena Dirut PT Pelindo II masih kesulitan untuk mendapatkan biaya investasi pembangunan projek ini. Kendala itu tetap muncul meski sudah diusahakan mendapatkan dana talangan dari Bank Mandiri dan BNI berupa Kredit Modal Kerja (KMK) sebesar 4 triliun rupiah yang akan jatuh tempo pada bulan Agustus 2014 mendatang. Dia juga berharap pemerintah melalui Kementerian Perhubungan untuk dapat melakukan evaluasi, sebagaimana yang diamanahkan dalam Peraturan Presiden no 36 tahun 2012 terhadap progres pelaksanaan pembangunan projek Terminal Kalibaru yang behind schedule."Kalau melihat banyak permasalahan, rasanya sulit untuk dapat diselesaikan sesuai rencana pada bulan Desember 2014 ini untuk tahap I berupa Container Terminal I,"kata Kirnoto. (aw)