Puluhan Ribu Taruna Kenakan Pita Hitam

  • Oleh :

Selasa, 29/Apr/2014 14:12 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Puluhan ribu taruna di lembaga pendidikan di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengenakan pita hitam di sisi atas lengan kiri. Aksi ini merupakan tanda ikut berkabung atas wafatnya Dimas Dikita Handoko, taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran.Tanda berkabung selama sepekan mulai Senin (28/4/2014) hingga Jumat (2/5/2014) itu antara lain dikenakan taruna STIP, Jakarta, Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), Bekasi, dan lembaga pendidikan lainnya, yang tersebar di Semarang, Makassar, Barombong, Surabaya, serta Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP). Kepala BPSDMP Kemenhub Santoso Edy Wibowo mengemukakan tidak hanya taruna, pita hitam sebagai bentuk simbolis ikut berbelasungkawa pada sisi lengan kiri itu juga dikenakan seluruh civitas kampus.Senin (28//4/2014) malam, Edy juga mendatangi kampus STIP di kawasan Marunda, Jakarta Utara. Di hadapan sekitar 1.500 taruna, yang dikumpulkan di lapangan Bintang, dia mengingatkan agar taruna tidak lagi melakukan kekerasan, baik fisik dan psikis."Taruna amat terharu dengan wejangan dari Pak Kabadan. Banyak taruna yang amat menyesalkan kekerasan itu terjadi," ungkap Ketua STIP Rudiana Muchlis kepada beritatrans.com, Selasa (29/4/2014).stpi berkabungDia menyatakan tak hanya taruna, seluruh civitas akademika STIP amat berduka dan menyesalkan penganiayaan masih saja terjadi. "Padahal kalangan pengajar dan instruktur selalu mengingatkan bahwa tugas taruna adalah belajar dan membangun kompetensi diri," cetus Rudiana.Pekan berkabung, dia menegaskan mesti menjadi momentum sebagai semangat dan tekad taruna untuk menjadikan kasus penganiayaan terhadap taruna lainnya sebagai peristiwa terakhir. "Tidak boleh ada lagi penganiayaan dalam bentuk apapun," tuturnya.Dia mengingatkan kebijakan tegas mengeluarkan taruna yang menganiaya Dimas Dikita Handoko, sebenarnya teramat berat ditempuh. "Tetapi itulah yang harus dihadapi oleh taruna penganiaya, yang tak hanya dikeluarkan dari kampus, tetapi juga ditahan oleh polisi dan diproses secara hukum," ujarnya.Dengan realita teramat pahit seperti itu, Rudiana mengemukakan dapat membayangkan betapa hancurnya perasaan orangtua karena anaknya yang semestinya menjadi kebanggaan dan tumpuan keluarga, justru berurusan dengan hukum dan menghacurkan masa depannya. taruna berkabungDI STTDAksi mengenakan pita hitam juga dilaksanakan di kampus STTD, Jalan Raya Setu, Kabupaten Bekasi. "Sesama taruna dan sesama civitas akademika, kami juga mesti memiliki rasa solidaritas atas apa yang terjadi dengan taruna STIP. Kami juga bertekad peristiwa seperti itu tidak boleh terjadi di sini," ujar Ketua STTD Zulmafendi.Menurut Zulmafendi, seperti halnya di STIP, di STTD pun hampir setiap hari digelar pembinaan mental rohani taruna. "Kami meyakini bahwa apa yang terjadi dengan taruna STIP, tidak akan terjadi lagi di STIP. Begitu juga tidak akan terjadi di STTD dan kampus lainnya. Karena taruna amat menyadari bahwa mereka merupakan kebanggaan keluarga, yang mesti lulus dengan baik," tuturnya. (aw).