JACC Pastikan Pencarian MH370 Berakhir Tanpa Hasil

  • Oleh :

Jum'at, 30/Mei/2014 11:24 WIB


SYDNEY (beritatrans.com) -- Setelah menyelesaikan seluruh area pencarian di mana sebelumnya menemukan sinyal ping pada April lalu, Badan Pusat Koordinasi Bersama (JACC) Australia, Kamis (29/5/2014), secara resmi menyampaikan jika proses pencarian pesawat nahas MH370 berakhir tanpa hasil.Biro Transportasi Keselamatan Australia telah menyampaikan pencarian di lokasi dimana ditemukan sinyal ping dianggap telah selesai dan dalam penilaian profesional. Area itu kini tidak lagi dianggap lokasi keberadaan jatuhnya MH370, tulis JACC dalam sebuah pernyataan, seperti di kutip Herald Morning Sydney.Pernyataan itu dirilis usai seorang pejabat Angkatan Laut Amerika Serikat menyatakan empat sinyal ping yang sebelumnya ditemukan di area itu berasal dari kotak hitam MH370. Wakil Direktur Teknik Kelautan AL AS, Michael Dean, mengatakan sinyal ping itu berasal dari benda buatan manusia dan tidak terkait dengan MH370.Sebelumnya, Al Jazeera menyebutkan, kendaraan bawah laut, Bluefin-21 dikerahkan dalam proses pencarian yang dilakukan selama dua bulan lebih tersebut. Disebutkan JACC menyebut, pihaknya tidak menemukan satu pun tanda keberadaan puing pesawat itu, setelah menyisir area seluas 850 kilometer persegi di bagian selatan Samudera Hindia.Menurut Dean, semua negara yang tergabung dalam tim SAR, turut berkesimpulan sama. Teori terbaik yang kami miliki saat ini yaitu (sinyal ping) dihasilkan oleh kapal atau alat elektronik yang terdapat di dalam alat pendeteksi Towed Pinger Locator, kata nya.Di sisi lain, Wakil Perdana Menteri Warren Truss mengatakan, proses pencarian selama ini dilakukan di sana karena itulah petunjuk terbaik yang mereka miliki. Meski mengatakan dari mana sinyal ping berasal dan puing pesawat tidak ditemukan di lokasi sinyal ping berasal, AL Australia tetap yakin bahwa MH370 jatuh di Samudera Hindia.Kini mereka akan memasuki tahap kedua proses pencarian yakni dengan melibatkan peralatan yang lebih canggih. JACC mengatakan operasi akan melibatkan informasi yang sudah ada dan analisa baru untuk menentukan area pencarian baru hingga 60 ribu kilometer persegi. Untuk operasi tahap kedua ini diprediksi akan menelan biaya sekitar US$60 juta atau setara Rp 700 miliar.(machda)