Garuda Incar Rute Pekanbaru-Kuala Lumpur

  • Oleh :

Jum'at, 11/Jul/2014 13:13 WIB


PEKANBARU (beritatrans.com) -- Garuda Indonesia incar rute Pekanbaru-Kuala Lumpur dan Pekanbaru-Jogjakarta yang selama ini dipakai Tigerair Mandala, yang kini telah berhenti beroperasi. "Kita sedang menjajaki beberapa rute domestik seperti Pekanbaru-Yogyakarta dan rute internasional Pekanbaru-Kuala Lumpur. Tapi ini semua membutuhkan persiapan," ujar General Manager Garuda Indonesia Branch Office Pekanbaru, Mohammad R Pahlevi di Pekanbaru, Kamis (10/7/2014).Sejak bertugas di ibu kota Provinsi Riau terhitung sejak pada Maret 2014, ia mengkaji Pekanbaru-Yogkarta, meski pada waktu itu Mandala masih melayani penerbangan pada rute tersebut.Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memiliki keterbatasan perizinan pada rute-rute tertentu, sehingga Tigerair Madala mendapatkan prioritas terutama dari PT Angkasa Pura."Sehingga tidak boleh ada maskapai lain di Pekanbaru yang melayani satu yang sama yakni penerbangan langsung dari Pekanbaru ke Yogyakarta atau sebaliknya," kata dia.Jika seandainya kini pun tidak mendapatkan rute Pekanbaru-Yogykarta dari Kemenhub, pihaknya mengusulkan untuk mendapatkan rute Surabaya-Pekanbaru pergi-pulang yang sekaligus memperbanyak rute penerbangan di Kota Bertuah, julukan bagi Pekanbaru."Rute tersebut sedang diproses dan belum final, karena masih ada kegiatan analisis. Tetapi saya ingin setelah enam penerbangan Pekanbaru-Jakarta, Garuda bisa tambah rute lagi. Saya tidak menyatakan ini untung karena potensi di Pekanbaru sangat besar," ucapnya.Maskapai penerbangan Tigerair Mandala pada bulan lalu mengumumkan penghentikan kegiatan operasional terhitung mulai 1 Juli 2014 karena tingginya biaya operasional akibat depresiasi rupiah terhadap dolar AS."Kelebihan kapasitas maskapai dibandingkan jumlah penumpang, melemahnya nilai tukar rupiah yang mencapai 20 persen sejak awal 2013 membuat meningkatnya biaya operasional Mandala secara signifikan," kata Ketua Dewan Komisaris PT Mandala Airlines, Jusman Syafii Djamal.Sejak beroperasi kembali April 2012, maskapai penerbangan berbiaya rendah itu terus mengalami kerugian.Perkembangan industri penerbangan yang menantang membuat para pemegang saham sulit terus memberikan dukungan keuangan, sehingga direksi memutuskan perusahaan itu tidak memiliki sumber daya memadai untuk melanjutkan kegiatan operasional."Kami telah berusaha mencari berbagai solusi untuk tetap beroperasi, termasuk berdiskusi dengan calon mitra strategis dan penanam modal," katanya.(machda)