Hindari Rugi Gede, Pindahkan Lokasi Pelabuhan Cilamaya

  • Oleh :

Senin, 14/Jul/2014 16:19 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, sebaiknya digeser untuk menghindari kerugian besar karena mesti memindahkan jaringan pipa BBM dan gas bawah laut, serta anjungan eksplorasi lepas pantai (rig).Pengamat kebijakan publik dan konsumen, Agus Pambagio, menilai bila pelabuhan tersebut tetap di lokasi seperti direkomendasikan feasibility study (FS) lembaga konsorsium keuangan Jepang, JICA, maka negara harus menanggung kerugian ratusan triliun rupiah."Biaya pemindahan pipa BBM dan gas, sekaligus menyetop operasional offshore akan menimbulkan biaya dan kehilangan potensi pendapatan negara teramat besar," ujar Agus kepada beritatrans.com, Senin (14/7/2014).Kerugian tersebut, dia mengemukakan akan semakin membengkak karena terhentinya pasokan gas ke pembangkit listrik Muara Karang, Pupuk Kujang dan industri lainnya menyusul proyek pemindahan gas serta pipa bawah laut, yang diperkirakan selama enam bulan.Terhentinya pasokan listrik ke Muara Karang, dia mengutarakan berefek domina kepada terganggung pasokan listrik di Jabodetabek, terutama Jakarta. "Ruginya memang gede-gedean," tutur mantan pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) itu.Potensi krugian termat besar, Agus menuturkan akibat kesalahan dari FS, yang tidak memperhitungkan adanya jaringan pipa gas dan BBM bawah laut. Karena itu, sebaiknya digelar FS lagi, terutama menentukan lokasi yang tidak mengganggu jaringan pipa serta offshore.Sebelumnya Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Wahidin Nurluzia menyatakan pihaknya menyerahkan ke Pertamina sebagai induk usaha keputusan atas negosiasi Pelabuhan Cilamaya.PHE yang terkena dampak langsung dengan pembangunan Pelabuhan Cilamaya mengingatkan, pembangunan secara tidak langsung akan membuat potensi Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONJW) mandek.Semua perhitungan sudah kita serahkan kepada perseroan , tuturnya ketika dihubungi Rabu, (18/6/2014).Produksi minyak PHE ONWJ rata-rata sebanyak 46.200 barel minyak per hari (BOPD). Dia mengingatkan pemindahan pipa dan rig juga akan berdampak pada pasokan gas untuk pembangkit listrik Muara Karang yang memasok listrik Jakarta, Pupuk Kujang, dan perusahaan lain yang mengandalkan pasokan bahan bakarnya dari kawasan ini.Tapi tentu Bappenas sudah memperhitungkan semuanya, kita akan mengikuti apapun keputusan akhir, jelasnya. (risma/gilang).