Proyek KA Kalimantan Terkendala Pembebasan Lahan

  • Oleh :

Sabtu, 13/Sep/2014 07:26 WIB


JAKARTA (beritatrans.com)--Pembangunan proyek Kereta Api (KA Kalimantan) masih terkendala pembebasan lahan. Proyek sepanjang 400 km lebih itu belum bisa dikerjakan, karena pembebasan lahan belum selesai baik di Kalimanan Tenah (Kalteng) atau Kalimantan Timur (Kaltim)."Proyek itu (KA Kalimantan) masih terkendala pembebasan lahan. Di kedua provinsi itu ada (Kalteng atau Kaltim), yang belum beres pembebasan lahannya. Padahal, kontraktor China Railway sudah dinyatakan sebagai pemenang tender proyek KA Batubara tersebut," ujar Dirjen Perkeretapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Hermanto Dwiatmoko di Jakarta, Jumat (12/9).Untuk membangun proyek KA Kalimantan butuh membebaskan lahan yang besar. Lahan itu membujur dari selatan di Kalteng sampai ujung utara Kaltim. Jalur KA Kalimantan tersebut akan melintasi beberapa kawasan pertambangan batubara serta sebagian perkebunan terutama kelapa sawit. "Jadi, pangsa muatan utama KA Kalimantan nanti yang dominan batubara. Memang ada juga penumpang di sepanjang jalur KA nanti tapi jumlahnya tidak terlalu signifikan," jelas Hermanto.Oleh karena itu, Kemenhub meminta pemprov dan pemkab terkait yang akan dilintasi proyek KA Kalimantan unuk aktif membantu proses pembeban lahan yang akan digunakan untuk membangun track KA. Seperti proyek infrastruktur yang lain, pemda selalu aktif berpartisipasi dalam proses pembebasan ahan."Pemda kita minta berperan aktif dalam membebaskan lahan.Apalagi, proyek KA Kalimantan itu murni inisiatif daerah yaitu Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang dan mitranya Gubernur Kaltim. Konsekuensinya, mereka juga harus membantu pembebasan lahannya, sehingg investor bisa segera membangun proyek fisik KA Kalimantan itu," papar Dirjen KA itu.Jika KA Kalimantan sudah beroperasi, maka angkutan batubara intern Kalimantan tidak lagi menggunakan tongkang atau kapal-kapal kecil yang melintasi sungai. "Selain berpotensi menimbulkan pencemaran air dan tanah, juga boros BBM. Sejauh ini, moda KA tetap yang paling irit dan hemat BBM," terang Hermanto.Kalau mengacu pada KA Babaranjang yang mengakut batubara dari Kertapati Palembang ke Tarahan Lampung, satu KA atau gerbong mampu mengangkut 20 ton batubara bahkan lebih. Sementara, dalam satu rangkaian KA bisa menarik sampai 10 gerbong bahkan lebih. Angkutan batubara dengan KA juga mengurangi potensi kerusakan jalan karena kasus-kasus kelebihan muatan kendaraan di jalan. "Dampaknya jelas, tingkat kerusakan jalan bisa dikurangi. Hemat BBM dan lebih cepat sampai tujuan," tegas Dirjen KA.(helmi)