Tinggi Kebutuhan Tenaga Profesional Transportasi

  • Oleh :

Sabtu, 13/Sep/2014 09:14 WIB


JAKARTA (beritatrans.com)--Kebutuhan terhadap sumber daya manusia (SDM) profesional di bidang transportasi di Indonesia dan dunia sangat tinggi. Saat ini, kebutuhan tenaga pilot, nakhoda bahkan masinis di Indonesia sangat tinggi, jauh di atas kemampuan sekolah-sekolah di Tanah Air untuk menyediakannya."Link and match sekolah-sekolah transportasi khususnya yang dikelola Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan sangat tinggi. Hampir semua lulusan sekolah BPSDM Perhungan terserap dunia kerja. Sebagain mereka dipesan oleh perusaahaan asing terutama untuk tenaga pelaut," ujar Kepala BPSDM Perhubungan Wahyu Satrio Utomo (Tommy) kepada beritratrans.com di Jakarta, kemarin.Data BPSDM Perhubungan menyebutkan, sampai 2030 kebutuhan penerbang atau pilot dunia sebesar 980.799 orang. Kebutuhan ATC 2030 sebanyak 139.793 orang, teknisi pesawat terbang sebanyak 1.164 juta orang. Sementara, kebutuhan tenaga pelaut atau nakhoda tahun 2030 mencapai 93.478 orang. "Sementara, kemampuan sekolah di bawah BPSDM untuk mendidik tenaga transportasi profesional dalam setahun masih kecil. Mereka itu masing-masing 1.600-1.700 perwira plaut, 60-90 teknisi pesawat terbang, 100-120 ATC (air tarffic controller), 220-230 tenaga transportasi darat,sungai dan penyeberangan, serta 30 orang di kereta api (KA)," kata Tommy.Kemampuan sekolah BPSDM, khususnya di sekitar Jabodetabek untuk seluruh moda transportasi, baik STPI, STIP, STTD baru menampung sekitar 1.600 taruna-taruni. Mereka itulah yang dididik dan dipersiapkan di ketiga kampus dibawah BPSDM tersebut. "Untuk menambah kapasitas itu, butuh persiapan dan biaya besar. Pasalnya, sekolah itu harus mempunyai fasilitas praktek, laboraturium atau simulator khususnya pesawat terbang dan kapal laut. Semua itu harganya mahal," kata Tommy.Untuk mendidik tenaga transportasi terampil, memang tidak mudah. Mereka adalah orang-orang teknis yang harus siap bekerja di lapangan. "Selain wawasan pengetahuan dan keilmuan yang luas, juga harus ditunjang ketrampilan fisik yang dibutuhkan di bidang tugas masing-masing. Kalau mendidik pilot, mereka harus mempunyai pengalaman dan jam terbang yang cukup. Demikian juga untuk pelaut, paling tidak pernah belajar di simulator," terang Tommy."Link and match sekolah-sekolah transportasi di bawah BPSDM memang tinggi. Semua lulusan langsung terserap lapangan kerja. Tapi, bukana berarti bisa menambahkan kapasitas, tanpa mempertimbangkan ketersediaan fasiitas dan sarana praktek serta SDM pendukungnya," tegas Tommy lagi.(helmi)