Garuda Menolak, Manajemen AP I Menarik PSC Sendiri

  • Oleh :

Selasa, 23/Sep/2014 17:23 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Manajemen PT Angkasa Pura (AP) I tidak mempermasalahkan rencana Garuda Indonesia menolak menyatukan penarikan passenger service charge (PSC) atau airport tax ke dalam tiket. "Ide penyatuan tersebut dulu disampaikan maskapai Garuda Indonesia. Kini, maskapai nasional itu pula yang menolaknya. Ini aneh," cetus Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura (AP) I Farid Indra Nugraha menjawab beritatrans.com di Jakarta, Selasa (23/9).Bagi manajmen AP I dan manajemen bandara lain mungkin tak masalah. Pemisahan itu hanya teknis penarikan PSC di bandara. "AP I bisa menarik PSC sendiri dan itu pernah dilakukan serta sukses. Jadi, tidak akan mempengaruhi ke penerimaan tunai ke perusahaan. Pihak bandara tetap bisa menarik dengan cara yang lain," ujar Farid.Kendati begitu, aku Farid, akan ada dampak negatifnya terutama kenyamanan pengguna jasa dan proses ground handling penumpang makin lama. "Masalah ini yang perlu diantisipasi pihak maskapai penerbangan termasuk Garuda Indonesia. Proses boarding penumpang menjadi lebih lama dan tentu ini kurang nyaman bagi penumpang," kata Farid lagi.Jika Garuda Indonesia dan maskapai lain menolak menarik PSC bersamaan dengan tiket, maka pihak bandara tentu akan memberlakukan sistem lama. "Manajemen AP menarik sendiri kepada setiap penumpang dan itu sudah lama dilakukan tidak masalah. Dulu usulan penyatuan PSC ke dalam tiket itu dalam rangka efisiensi dan mempermudah calon penumpang. Kalau sekarang kembali ke sistem lama, berarti mundur dong," terang Farid.Pengamat kebandaraan dan mantan Kahumas PT AP II Trisno Heryadi mengaku aneh jika tak Garuda Indonesia tak mau menarik PSC dari penumpangnya. AP II bisa saja memberlakukan sistem yang lama. Mengapa Garuda Indonesia tiba-tiba menolak dan akan memisahkan penarikan PSC dengan tiketnya lagi? Padahal, dulu Garuda Indonesia sendiri yang mengususlkan dan sudah berjalan dengan baik. Antrean berkurang dan proses boarding penumpang semakin sederhana," jelas Trisno."Potensi antrean makin panjang dan bukan tidak mungkin konsumen mereka yang akan komplain. Apa Garuda Indonesia sudah memikirkan semua itu," tandas Trisno serius.(helmi)