Puluhan Ribu Buruh Hyundai Motor Mogok

  • Oleh :

Jum'at, 26/Sep/2014 16:11 WIB


SEOUL (beritatrans.com) - Lebih dari tiga per empat karyawan Hyundai Motor mogok bekerja guna menyoroti terganjalnya pembicaraan kontrak. Mereka juga menyuarakan keprihatinan mengenai pembelian lahan oleh perusahaan.Anggota serikat buruh yang berjumlah 47.000 orang, dari total pekerja pabrikan kendaraan yang berjumlah 60.000, menghentikan kegiatan produksi selama empat jam, kemarin. Mereka berencana akan terus mogok pekan ini. Pemicunya adalah gagalnya pembicaraan mengenai upah dan bonus lain-lain. Penyebab lain, Wall Street Journal memberitakan keputusan Hyundai membeli sepetak tanah di daerah Gangnam, Seoul, senilai 10,6 triliun won atau sekitar Rp122 triliun. Tawaran ini kira-kira tiga kali di atas taksiran nilai lahan, dan dilayangkan demi mendahului langkah Samsung Electronics untuk mendapatkan tanah di lokasi yang sama.Pembelian itu mengejutkan para investor, yang kemudian memantik penurunan saham Hyundai sebanyak 12% sejak kesepakatan dibuat pada Kamis. Kapitalisasi pasar pun terkoreksi sebesar $5,62 miliar. Bahkan, sejumlah direktur pun terkaget-kaget ihwal harga tersebut.Pada Selasa, serikat buruh Hyundai melancarkan protes. Menurut mereka, pembelian tanah telah menggagalkan pembicaraan mengenai upah. Serikat menuntut perusahaan untuk membatalkan kesepakatan akuisisi tanah dan menyalurkan uangnya untuk kepentingan pekerja.Perusahaan menampik permintaan kami. Menurut mereka, [permintaan] itu akan membuat ongkos membengkak. Namun, mereka justru akan menghabiskan banyak uang untuk membeli tanah, ujar Hwang Ki-tae, juru bicara serikat. Ini hal konyol.Pembicaraan upah dengan pihak manajemen kini ditangguhkan, ujarnya.Perusahaan menolak berkomentar mengenai pembicaraan dengan serikat buruh. Juru bicara Hyundai mengatakan harga tanah itu tidak terlalu tinggi, jika mempertimbangkan nilai lahan di masa depan. Penawaran atas harga itu disampaikan oleh sebuah konsorsium berisi Hyundai Motor dan dua afiliasinya, Kia Motors serta Hyundai Mobis.Para investor telah lama mengeluhkan minimnya keterbukaan dan sedikitnya pengawasan terhadap konglomerasi kakap Korea Selatan, yang kerap disebut dengan chaebol. Konglomerasi itu biasanya dikendalikan oleh sejumlah keluarga melalui jejaring kepemilikan saham yang kompleks. Manajer tertingginya biasanya berkuasa dalam pengambilan keputusan besar korporasi, termasuk belanja modal dan alokasi sumber daya.Para pemegang saham biasanya mengeluh bahwa keputusan tidak menguntungkan para investor.National Pension Service, pemilik saham terbesar kedua Hyundai Motor (8%), mengatakan akan mengangkat masalah pembelian lahan itu pada rapat umum pemegang saham. Kami akan menuntut manajemen Hyundai untuk sepenuhnya menjelaskan tingginya harga tawaran, ujar juru bicara Lee Hee-chul. Jika mereka tidak dapat meyakinkan, kami akan mengambil tindakan, ujarnya.