Tri Sunoko Kembangkan Tiga Bandara Aerotropolis di Indonesia

  • Oleh :

Kamis, 16/Okt/2014 09:33 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Direktur Utama (Dirut) PT Angkasa Pura (AP) II Tri S.Sunoko menggagas ide besar membuat Konsep Kawasan Aerotropolis di beberapa bandara di lingkungan AP II. Ada tiga bandara di bawah manajemen AP II yaitu Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, dan Bandara Kertajati, Sumedang Jawa Barat akan dikembangkan menjadi Bandara Aerotropolis.Gagasan tersebut dielaborasi Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha AP II Yusmar Anggadina, satu putera terbaik ITB angkatan 1983 dan didukung Tim PMU Aerotropolis unit di AP II. Mereka diberikan tanggung jawab untuk merealisasikan Konsep Aerotropolis di lingkungan kerja PT Angkasa Pura II."Tri Sinoko layak disebut Bapak Bandara Aerotropolis di Indonesia. Sebagai pejabat AP II, dia mempunyai ide brilian untuk membangun bandara aerotropolis di lingkungan AP II. Ide ini belum pernah di gagas sebelumnya," ujar pengamat kebandarudaraan, Tresno Heryadi kepada beritatrans.com di Jakarta, Kamis (16/10/2014).Konsep itu merupakan ide pertama yang digulirkan di Indonesia, khususnya Dirut AP II Tri S.Sunoko. Tak berlebihan jika dia disebut sebagai Bapak Aerotropolis Indonesia karena dia menjadi pengaggas ide membangun Bandara Aetropolis di Tanah Air," kta Tresno lagi.Mantan Humas AP II itu menambahkan, langkah awal untuk implementasi Konsep Pengembangan Aerotropolis tersebut, Angkasa Pura II melalui PMU Aerotropolis membuat Pilot Projek di tiga bandara yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Aerotropolis) Tangerang, Banten, Bandara Kualanamu (Aerotropolis) Deli Serdang, Sumatera Utara dan Bandara Kertajati Bandung (Aero City)," papar Tresno lagi.Ide pengembangan bandara aetropolis diakui Tri Sunoko itu terinspirasi dari Kawasan Aerotropolis Dubai dan Shanghai menjadi salah satu contoh konsep pengembangan bandar udara yang mampu mengintegrasikan simpul transportasi udara dan laut menjadi suatu magnet pertumbuhan perekonomian di kota tersebut."Dengan bandar udara sebagai memanfaatkan aksesibilitas darat penghubung untuk kedua simpul tersebut, maka terbentuklah suatu kawasan-kawasan bisnis dan komersial di sepanjang koridor bandar udara dan pelabuhan laut. Hal inilah yang akan menjadi motor penggerak percepatan perekonomian di suatu wilayah," kata Tri Sunoko saat itu.Sementara, di Indonesia khususnya beberapa bandara di lingkungan AP II berpotensi dikembangkan menjadi bandara aetropolis tersebut. Jadi, akan sangat signifikan jika dikembang bandara besar dan terintegrasi dengan simpul-simpul transportasi lain serta kawasan industri di Tanah ir."Bandara Kualanamu, Pelabuhan Belawan, dan Pelabuhan Kuala Tanjung merupakan sebagian kecil dari potensi besar yang dimiliki oleh Sumatera Utara disamping KEK Sei Tanjung, Kawasan Ekonomi MEBIDANGRO, Kawasan Industri Medan, dan industri-industri lain baik BUMN, BUMD, maupun swasta yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Utara," cetus Tri Sunoko.Dikatakan, melihat letak geostrategis Bandara Kualanamu, Pelabuhan Belawan, dan Pelabuhan Kuala Tanjung yang saling berdekatan, potensi pengembangan kawasan bisnis dan komersial untuk menyamai Dubai dan Shanghai tidak mustahil untuk bisa diwujudkan melalui suatu konsep koridor.Saat ini, terang Tri Sunoko, Bandara Kualanamu dalam tahap pengembangan kawasan untuk menjadi suatu Kawasan Aerotropolis Kualanamu. Di dalam konsep Kawasan Aerotropolis Kualanamu, Pelabuhan Belawan Bandara Kualanamu Pelabuhan Kuala Tanjung akan menjadi suatu super koridor yang terintegrasi dan saling melengkapi untuk mendukung pengembangan kawasan ekonomi MEBIDANGRO, KEK Sei Mangke, dan kawasan industri yang dikembangkan oleh BUMN, BUMD, maupun swasta."Dengan adanya super koridor Pelabuhan Belawan Bandara Kualanamu Pelabuhan Kuala Tanjung (BEKUTANG) dampak positif yang dapat diperoleh oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi Sumatera Utara antara lain terciptanya lapangan pekerjaan, dibangunnya infrastruktur dasar penduduk seperti fasilitas umum, kesehatan, pendidikan, perumahan, rekreasi, air bersih, listrik, dan sebagainya," tegas Tri sunoko.(helmi)