Danki BSG: Tantangan Terberat Penyelamatan di Laut

  • Oleh :

Jum'at, 17/Okt/2014 19:51 WIB


BOGOR (beritatrans.com) - Tantangan kerja Team SAR (search and rescue) yang paling berat adalah pertolongan dan penyelamatan korban di laut. "Kondisi alam berubah-ubah, arus air kencang serta butuh daya tahan tubuh ekstra," ujar Komandan Kompi Basarnas Specisal Gruop (BSG) Charles Batlajery menjawab beritatrans.com di sela-sela SAR Gathering di Bogor, Jumat (17/10/2014).Meski tugas penyelamatan di hutan, gunung atau rawa-rawa juga berat dan beresiko. Tapi, lokasi kecelakaan tidak berubah dan titik koordinatnya tetap. "Kondisi itu jauh berbeda dengan kondisi di laut. Karena pengaruh cuaca, arus air laut, angin dan lainnya lokasi dan letak kurban atau objek penyelamatan bisa berubah," terang Charles.Potensi terjadinya kecelakaan di laut sangat besar. Wilayah Indonesia sebagian besar laut dan jumlah kapal yang dioperasikan di Indonesia makin banyak."Potensi terjadi kecelakaan makin besar. Disana tugas Team SAR menanti dan menyelamatkan nyawa manusia menjadi misi utama Team SAR," kata Charles lagi.IMG_20141017_151821Nyong Ambon ini masuk Basarnas tahun 2005. Saat itu, ia masih kuliah di FE Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura. Tapi, karena diajak teman masuk Basarnas diterima. "Saat itu harus meninggalkan kuliah, meski kemudian ditebus setelah berhasil menggondol gelar sarjana dari Uncen setelah bekerja di Basarnas," papar dia.Wilayah Timur Indonesia adalah daerah paling rawan kecelakaan laut dan udara. Korbannya juga besar sehingga Team SAR harus turun membantu dan menyelamatkan mereka."Kapal bertambah resiko kecelakaan makin besar. Banyak pula kapal yang beroperasi tak sesuai standar kelaikan kapal. Resik kecelakaan di laut makin besar," kata pria yang masuk BSG tahun 2012 itu. Untuk menjaga kesiapsiagaan anggota, tutur Charles, setiap anggota BSG harus menjaga kesehatan dan kebugaran fisik dan mental. "Minimal seminggu sekali lari keliling Monas, renang, bahkan push up dan set up sudah menjadi menu wajib setiap hari. Mereka juga tinggal di barak, dekat kantor pusat Basarnas Kemayoran Jakarta," terang Charles.Briston, anggota BSG lainnya mengakui, sebagai anggota Team inti SAR siap siaga selama 24 jam. "Kita di barak harus siaga 24 jam, kapanpun dibutuhkan dan digerakkan ke lokasi musibah harus siap," kata dia."Anggota BSG memang harus selalu prima. Kita harus siap diturunkan ke lokasi musibah. Ini resiko tugas dan menolong sesama menjadi tugas dan kebanggaan kami di SAR," tegas Briston.(helmi)

Tags :