Awas, BBM Premium Subsidi akan Habis 24 Desember

  • Oleh :

Kamis, 04/Des/2014 21:34 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Masyarakat khususnya pemilik kendaraan bermotor harus waspada. Kuota bahan bakar minyak (BBM) subsidi di pastikan akan jebol. Kuota sebanyak 46 juta kilo liter (kl) yang dipatok APBN 2014 tak akan cukup sampai 31 Desember 2014 mendatang."Stok BBM subsidi jenis premium, diperkirakan habis tanggal 24 Desember 2014. BBM jenis solar kondisinya sudah lebih parah, habis sebelum tanggal itu," ujar Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution PT Pertamina Suhartoko saat dikonfirmasi beritatrans.com di Kementerian ESDM Jakarta, kemarin.Pertamina sebagai badan usaha yang bertugas menyediakan dan mendistriuskan BBM subsidi harus menunggu kebijakan pemerintah. "Apakah BBM subsdisi akan ditamah kuotanya dan terus dipasok ke masyarakat atau dihentikan? Kebijakan itu merupakan domain pemerintah dan DPR tentunya sebagai pemegang hak budget," jelas Suhartoko.Jika Pemerintah dan DPR tak akan menambah kuota BBM subsidi, maka sepekan terakhir bulan Desember 2014 masyarakat harus mengonsumsi BBM non subsidi. "Pertamina tak akan memasok BBM subsidi karena melanggar UU APBN. Jika sampai melanggar maka subsidi tak akan dibayar pemerintah karena tak ada dasar hukumnya," tukas Suhartoko.Pertamina sebagai badan usaha yang ditugaskan untuk menyediakan dan mendistribusikan BBM subsidi hanya akan dibayar sesuai kuota yang diatur dan ditetapkan dalam APBN. Semua harus ada pertanggungjawabannya dan akan diaudit oleh BPK. "Jika dalam audit nanti ada kelebhan kuota atau tidak sesuai dengan aturan dalam UU APBN maka subsidi tak akan dibayar. Jika begitu, kerugian Pertamina akan semakin besar," papar pejabat BUMN migas itu.Kendati begitu, menurut Suhartoko, masyarakat tak perlu khawatir. Stok dan pasokan BBM non subsidi sangat banyak di Pertamina. "Data Pertamina sampai 3 Desember 2014, BBM jenis premium non subsidi cukup untuk 18 hari kerja, stok solar 16 hari kerja, stok pertamax 42 hari kerja dan stok avtur 42,5 hari kerja," urai dia."Jika stok BBM subsidi benar-benar habis, bukan berarti kiamat bagi bangsa Indonesia. Pasokan BBM non subsidi masih sangat banyak. Tapi konsumen harus rela membayar BBM dengan harga keekonomiannya," tegas Suhartoko.(helmi)