BPSDM Perhubungan Gelar Dialog dengan Organda

  • Oleh :

Sabtu, 06/Des/2014 05:12 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan menjarng saran dan masukan dari dunia usaha. BPSDM Perhubungan dan seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT menggelar dialog dengan pengurus DPP Organda (Organisasi Pengusaha Angkutan Darat) mengenai trend bisnis serta kebutuhan SDM di Tanah Air mendatang.Mereka kekurangan tenaga pramudi atau sopir untuk angkutan umum dengan kualifikasi yang baik dan siap bersaing di bidang pelayanan. Hadir dalam pertemuan tersebut pimpinan teras Organda terutama Ketua Bidang AKAP, AKDP, Angkutan Perkotaan dan Pariwisata."Saat ini ada sekitar 14.000 unit taksi di Jakarta dan sekitarnya. Tapi yang beroperasi hanya sekitar 10.000 karena tak ada pramudi yang baik dan memenuhi syarat," kata Kepala BPSDM Perhubungan Wahju Satrio Utomo pada beritatrans.com di Jakarta, Jumat (5/12/2014).Pramudi yang mereka butuhkan berbeda dengan kebanyakan SDM yang ada sekarang. Kini zaman sudah berubah, kebutuhan dan tuntutan masyarakat konsumen juga berubah. Inilah realitas dunia usaha khususya industri transportasi darat di Indonesia. "Konsumen butuh pelayanan yang baik, nyaman dan efisien. Intinya, konsumen tahunya beres dan diantar sampai tujuan dengan selama. Oleh karena itu, mereka harus bersaing dalam pelayanan yang prima, tapi harga bersaing," kata Tommy."Pramudi yang mereka butuhkan antara lain memiliki kualifikasi khusus. Pramudi harus mampu dan trampil mengoperasikan kendaraan. Tapi bukan hanya harus memiiki SIM A atau SIM B1, tapi juga tahu mesin, menguasai medan khususnya jalan-jalan di Jakarta dan sekitarnya," kata Tommy dalam pertemuan yang dampingi Kapusbang SDM Perhubungan Darat Anton S.Tampubolon, Ketua STTD bekasi Zumafendi dan Kepala BP2TD Bali Salman Zuhdi itu."Tantangan ke depan, bagaimana BPSDM Perhubungan dan UPT dibawahnya mampu menangkap peluang dan kebutuhan dunia suaha tersebut. Semua pimpinan UPT diajak semua dan mereka mendengar langsung saran dan masukan dari pelaku usaha. Kini, mereka harus berimporvisasi dan berinovasi sesuai kemampuan dan komptensi masing-masing," tandas Tommy.Yang paling mungkn dilakukan, menurut Tommy, bagaimana lembaga pendidikan seperti STTD Bekasi, PKTJ Tegal dan BP2TD Bali bisa membuka pendidikan dan pelatihan singkat untuk awak kendaraan khususnya pramudi. Awak kendaraan itu butuh penyegaran dan pelatihan mengenai bidang tugas guna menghadapi tantangan yang kian berat."Mereka bisa membuka kursus singkat untuk pramudi dan awak kendaraan di daerah masing-masing. Awak kendaraan ke depan bukan hanya mempunyai SIM, tapi juga tahun mesin, menguasai IT khususnya komas dan GPS untuk mendukung kerjanya. Selain itu, juga mempunyai sikap mental dan komitmen kerja profesional yang tinggi," terang Tommy.(helmi)