Said Didu: Garuda Indonesia harus Hedging Utang Dolar AS

  • Oleh :

Jum'at, 12/Des/2014 16:50 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Manajemen Garuda Indonesia,Tbk dibawah Dirut yang baru. M.Arif Wibowo mempunyai tugas berat. Kinerja perusahaan harus segera diperbaiki dan cash flow perusahaan menjadi positif."Utang tidak masalah selama kemampuan untuk membayar juga naik," ujar mantan Sekretaris Menteri BUMN M.Said Didu menjawab beritatrans.com di Jakarta, Jumat (12/12/2014).Yang mendesak dilakukan management Garuda Indonesia sekarang, menurut Said Didu, adalah menyelesaikan beban untung terutama dalam Dolar AS."Tapi yang mendesak adalah saatnya dipikirkan untuk melakukan hedging utang mata uang asing," kata Said Didu lagi.Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno menyebutkan, utang Garuda Indonesia pada triwulan III tahun 2014 mencapai Rp2,6 triliun. Garuda Indonesia menjadi BUMN dengan utang paling besar.Utang itu terutama dari beban operasi dalam dolar AS, ditambah dengan depresiasi kurs rupiah terhadap dolar. Di sisi lain, harga avtur juga bergejolak sesuai harga minyak dunia.Oleh karena itu, Rini meminta managemen Garuda Indonesia untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Garuda Indonesia sebagai BUMN harus memberikan pelayanan terbaik sekaligus memberikan deviden pada pemegang saham.Menurut Said Didu, jika RUPS Garuda Indonesia menunjuk Arif Wibowo menjadi Dirut Garuda Indonesia adalah sosok yang tepat. Dia orang karier dengan prestasi bagus."Tepat beliau yang menggantikan Emirsyah Satar. Sedikitnya ada 3 fokus pekerjaan yang harus diselesaikan," papar Said Didu.Pertama, peningkatan revenue dari asset pesawat yang ada, kedua peningkatan efesiensi, dan ketiga peningkatan efektifitas operasi agar utulisasi pesawat dan load factor naik."Garuda Indonesia masih mempunyai prospek yang bagus. Tugas manajemen ke depan, bagaimana mengelola dan mengembangkan bisnis dengan baik dan profesional," tegas putra Makassar itu.(helmi)

Tags :