ESDM: 2015, Impor BBM Mencapai 575.000 Barel/ Hari

  • Oleh :

Sabtu, 13/Des/2014 12:57 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) meningkat, terutama utuk kebutuhan kendaraan bermotor di dalam negeri. Pertambahan kendaraan baik mobil atau sepeda motor angat agresif dan semua butuh BBM. Sementara produksi kilang dalam negeri cenderung stagnan sampai nanti ada penambahan kapasitas dalam beberapa tahun mendatang."Pemerintah memperkirakan volume impor untuk menutupi defisit penyediaan BBM di dalam negeri bakal mencapai 575.000 barel per hari pada 2015," ujar Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi di Jakarta, Jumat (12/12/2014).Dikatakan, defisit BBM bakal terus selama belum ada penambahan kapasitas produksi kilang di dalam negeri. Pemerintah memiliki dua skema kebijakan penambahan kapasitas kilang BBM yakni pembangunan baru dan meningkatkan kapasitas yang ada."Pembangunan kilang baru dimungkinkan melalui APBN murni, kemitraan pemerintah dan swasta (KPS), atau swasta murni," jelas Agus lagi.Untuk kilang KPS, pemerintah sudah melakukan studi kelayakan menyangkut teknis, sosial ekonomi, dan konfigurasi kilang tersebut. Pemerintah telah melakukan konsultasi pasar di Singapura pada Februari 2014 untuk menjaring investor yang nantinya akan bermitra dengan Pertamina.Investor kilang KPS disyaratkan memiliki empat hal yakni membawa teknologi tinggi, memiliki kejelasan pasokan minyak mentah, memproduksi petrokimia, dan memiliki sumber daya manusia yang profesional. Pemerintah akan memberi kemudahan perizinan, insentif, menyediakan lahan, dan memfasilitasi investor yang akan menjadi mitra Pertamina.Sementara, Pertamina akan menjadi pembeli siaga (offtaker) produk kilang yang direncanakan berkapasitas 300.000 barel crude per hari.Kini, Pemerintah telah menyiapkan lahan seluas 500 ha di Bontang, Kalimantan Timur sebagai bakal lokasi kilang. Meski demikian, pemerintah mempersilakan pula Pertamina membangun kilang di daerah lain yang memungkinkan.Awalnya, pemerintah berkeinginan membangun sendiri kilang dengan dana APBN. Namun, akhirnya diputuskan menggandeng investor swasta dengan skema KPS.PT Pertamina juga sudah menyiapkan penambahan kapasitas kilang yang ada dari saat ini 820.000 menjadi 1,68 juta barel per hari pada 2018-2019.Program yang disebut "refinery development master plan" (RDMP) itu dilakukan di lima kilang pengolahan dengan perkiraan nilai investasi sekitar 25 miliar dollar AS.(helmi)