RJ Lino: Produktifitas Masih Rendah, Ngapain Buru - Buru Bikin Banyak Pelabuhan

  • Oleh :

Selasa, 30/Des/2014 19:02 WIB


JAKARTA (beritatrans,com)-Direktur Utama (Dirut) Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II RJ Lino mengatakan untuk mewujudkan konsep poros maritim atau tol laut dan menekan cost logistic tidak perlu buru-buru membangun banyak pelabuhan dan membeli banyak kapal. Tapi cukup dengan meningkatkan produktifitas pelabuhan. "Jangan tergesa-gesa membangun pelabuhan baru dan membeli banyak kapal. Tapi tingkatkan dulu produktifitas seluruh pelabuhan yang sudah ada. Misalnya bongkar muat kontainer ditingkatkan dari rata rata 10 box/jam menjadi 25 box /jam," kata Lino pada diskusi akhir tahun di kantornya, kemarin.Selain meningkatkan produktifitas bongkar muat juga perlu mengurangi waiting time (waktu tunggu kapal untuk bongkar), menekan dwelling time (lamanya kapal di pelabuhan) yang saat ini masih 5,2 hari serta meningkatkan SDM yang mengoperasikan pelabuhan. "Buat apa banyak membangun pelabuhan baru dan menambah banyak kapal kalau produktivitas pelabuhan masih rendah seperti bongkar muat rata-rata masih 10 box/jam, dwelling time masih 5,2 hari seperti sekarang ini. Dampak produktivias pelabuhan masih rendah menyebabkan kapal menghabiskan banyak waktu (65 persen) di pelabuhan dan hanya 35 persen waktunya untuk berkayar. Untuk mendukung pendapatnya, Lino memberikan contoh Pelabuhan Tanjung Priok. Tahun 2009 throughput petikemas hanya 3,6 juta TEUs. Tapi setelah dilakukan penataan lahan dan penambahan alat proyeksi 2015 tembus 10 juta TEUs, ujarnya.Khusus mengenai masih tingginya biaya logistik di Indonesia (24,6 % dari GDP), Lino mengatakan penyebab tertinggi karena inventory stock (persedian stok barang muatan) mahal dan mayoritas menggunakan moda transportasi darat yang biayanya 10 kali lebih mahal dari moda transportasi laut. Lino mengatakan pihaknya akan memanfaatkan moda transportasi darat untuk hubungkan Pelabuhan Priok dengan daerah industri dan logistik. IPC sedang memproses pengambilalihan 45 persen saham calon mitra pemegang konsesi jalan tol Lingkar Jakarta II Cibitung-Cilincing. Sedangkan transportasi kereta api, IPC menggagas kerjasama pembangunan jalur kereta api baru yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan Kawasan Berikat Nusantara (KBN) dan daerah indusatri Cikarang.Untuk transportasi laut IPC akan memanfaatkan kanal sepanjang 40 km dari Tanjung Priok ke kawasan industri Cikarang dengan estimasi biaya kurang dari Rp 1 triliun. Kanal tsb nantinya akan menjadi jalur transportasi yang bisa dilewati tongkang bermuatan maksimal 60 box kontainer. (Wilam)