BPSDM Perhubungan Usulkan Enam Kapal Latih di APBNP

  • Oleh :

Senin, 05/Janu/2015 19:39 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan akan mengusulkan pembangunan enam kapal latih tipe 1.200 untuk taruna sekaligus dioperasikan untuk rute-rute perintis dalam APBNP 2015 mendatang. Kapal tersebut akan diserahkan dan dioperasikan beberapa sekolah pelaut di bawah BPSDM Perhubungan. Kapal latih itu dibangun dan di-design sebagai kapal latih, tapi akan dioperasikan langsung di rute perintis. Jadi, taruna bisa berlatih berlayar sekaligus melayani masyarakat di daerah terpencil, ujar Kepala BPSDM Perhubungan Wahju Satrio Utomo pada beritatrans.com saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (5/1/015)."Jadi kapal tersebut, kabinnya sedikit ada modifikasi. Selain untuk mengangkut penumpang di daerah perintis, juga disediakan space khusus untuk taruna yang akan berlatih untuk berlayar. Selain itu, mereka juga praktek langsung melayani masyarakat yang menjadi penumpangnya," jelas Tommy.Proyek pembangunan kapal latih tersebut akan diajukan melalui APBNP tahun 2015. Seperti diketahui, Kementerian Perhubungan memperolah dana tambahan sebesar Rp16 triliun dalam APBNP 2015. Dana tersebut bisa dilakukan untuk pembangunan infrastruktur transportasi termasuk membangun kapal latih yang akan dioperasikan di rute perintis tersebut.Menurut Tommy, Sekolah yang akan diusulkan untuk mendapatkan kapal latih itu antara lain STIP Jakarta, PIP Semarang, PIP Makassar, BP2IP Malahayati Banda Aceh dan BP2IP Sorong dan BP2IP Gorontalo.Selama ini, kata Tommy, BPSDM Perhubungan baru memiliki dua kapal latih, seperti KN Bima Sakti. Kapal tersebut adalah bekas Kapal Navigasi Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. "Kapal tersebut kapasitasnya kecil dan hanya dua. Unuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme pelaut kita, BPSDM Perhubungan akan mengusulkan pembangunan kapal latih untuk taruna itu," kata dia.Jika proyek itu bisa disetujui, tambah Tommy bisa dibangun di galangan kapal dalam negeri. Sesuai kebijakan pemerintah sekarang, semua proyek yang dibiayai APBN disemaksimal mungkin dibangun di dalam negeri. Dengan begitu, mampu membuka lapangan kerja baru serta memberikan nilai tambah pada bangsa ini."Banyak galangan kapal di Indonesia yang mampu membangun kapal latih tersebut. Indonesia mempunyai PT PAL, PT Dok dan perkapalan Kodja Bahari dan lainya yang mampu membangun kapal sendiri. Selain itu, juga banyak galangan kapal swasta yang bisa mengerjakannya. Selama dibuka melalui tender terbuka dan transparan tak masalah dan lebih baik itu," kilah Tommy.Ke depan, menurut Tommy, kemampuan dan profesionalisme pelaut Indonesia akan semakin baik. Selain praktek berlayar di berbagai perusahaan nasional dan international, di kampus juga memiliki kapal latoh sendiri."Jika proyek ini disetujui dan direalisasikan, maka nilai tambahnya semakin besar. Kampus memiliki kapal latih sendiri dan sekaligus bisa dimanfaatka untuk melayani rute perintis," tegas Tommy.(helmi)