Bongkar Muat Kargo Menanjak di Pelabuhan Tenau

  • Oleh :

Minggu, 01/Feb/2015 20:50 WIB


KUPANG (beritatrans.com) - Manajemen PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) mencatat peningkatan kinerja operasional yang cukup signifikan di Pelabuhan Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Salah satu yang meningkat cukup tajam adalah aktifitas bongkar muat general kargo yang mencapai lebih dari 1 juta Ton/m3 pada tahun 2014 lalu. Padahal, realisasi arus bongkar muat jenis tersebut pada tahun 2013 hanya 448 ribu Ton/m3. Artinya, terjadi peningkatan jumlah general kargo sebesar 127 persen apabila dibandingkan pada tahun 2014 dengan 2013.Peningkatan tersebut terjadi salah satunya disebabkan mulai beroperasinya terminal offshore logistic base yang digunakan untuk mendukung kegiatan offshore yang dilakukan oleh Saipem Maritimo di perairan Darwin Australia."Saipem Maritimo sejak Agustus 2014 mulai melakukan pemasangan pipa gas dari pusat pengeboran ke Darwin. Mereka memilih Pelabuhan Tenau ini sebagai pusat untuk distribusi alat-alat mereka," jelas General Manager Pelindo III Cabang Tenau Kupang Deny Lambert Wuwungan seperti dirilis beritajatim.Setiap bulan, kata Deny, setidaknya ada 2 hingga 4 kapal yang membawa ribuan ton pipa dari Kwantan Malaysia menuju Pelabuhan Tenau Kupang. Pipa-pipa itu dibawa dengan menggunakan kapal yang cukup besar yang dikenal dengan istilah mother vessel. Pipa-pipa itu setibanya di Pelabuhan Tenau Kupang kemudian dibawa dengan kapal-kapal berukuran lebih kecil menuju tempat pemasangan pipa di perairan Darwin Australia."Kapal-kapal kecil itu hilir mudik dari tempat pemasangan pipa ke Pelabuhan Tenau Kupang. Ada sekitar 15 kapal yang melakukan kegiatan ini," tambahnya.Sebelum Saipem Maritimo melakukan kegiatan di Pelabuhan Tenau Kupang, Pelindo III terlebih dahulu telah membangun terminal offshore logistic base dengan nilai investasi mencapai Rp118 Miliar. Dana itu digunakan untuk membangun dermaga sepanjang 110 meter dan lapangan penumpukan di sekitar dermaga. Kini, terminal offshore tersebut khusus digunakan untuk kegiatan Saipem Maritimo."Kita kerjasamakan dengan mereka untuk waktu tertentu. Menjadi area terbatas, sudah mengantongi sertifikat keamanan internasional kapal dan fasilitas pelabuhan (International Ship and Port Facility Security Code ISPS Code). Tidak hanya jaminan keamanan yang dikedepankan, namun keselamatan dan kesehatan kerja (K3) juga tidak ketinggalan untuk diimplementasikan. Pada area tersebut diwajibkan untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) dan bagi mereka yang masuk ke lokasi terminal offshore harus menjalani tes kadar alkohol," jelas Deny.Hal senada juga diungkapkan oleh Manager Operasi dan Komersial Pelindo III Cabang Tenau Kupang Iman Santoso Maruto. Menurutnya, kegiatan offshore logistic base tidak hanya meningkatkan kinerja operasional bongkar muat tetapi juga kinerja pelayanan kapal. Banyaknya kapal yang digunakan oleh Saipem Maritimo berimbas pada meningkatnya kegiatan pemanduan dan penundaan kapal."Perairan di Pelabuhan Tenau ini merupakan perairan wajib pandu, jadi setiap kapal yang masuk wajib menggunakan layanan pemanduan kapal. Layanan penundaan lebih banyak digunakan untuk mother vessel milik Saipem Maritimo," jelas Iman.Melihat peluang kegiatan offshore logistic base yang cukup menjanjikan, manajemen Pelindo III Cabang Tenau berencana untuk meningkatkan layanan di sektor tersebut.Arus Petikemas MeningkatTak hanya general kargo yang mengalami peningkatan, arus pengiriman barang menggunakan petikemas di Pelabuhan Tenau Kupang juga semakin meningkat. Sepanjang tahun 2014 tercatat arus petikemas di Pelabuhan Tenau Kupang tercatat 88.895 TEUs meningkat 12% dibandingkan arus petikemas tahun 2013 yang tercatat hanya sebanyak 79.628 TEUs.Peningkatan itu salah satunya dipicu oleh perubahan perilaku pengiriman barang dari jenis kargo menggunakan jenis petikemas. Pengiriman petikemas semakin diminati lantaran petikemas dapat menampung barang lebih banyak dan lebih aman. Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan arus petikemas di Pelabuhan Tenau Kupang adalah produktivitas layanan bongkar muat yang semakin meningkat.Saat ini Pelabuhan Tenau Kupang telah dilengkapi dengan 1 unit alat bongkar muat khusus untuk memindahkan petikemas dari kapal ke darat dan sebaliknya (container crane (CC)) serta 2 unit alat angkat untuk kegiatan bongkar muat petikemas di lapangan penumpukan (rubber tyred gantry/RTG). Dengan penggunaan peralatantersebut, proses layanan bongkar muat petikemas menjadi semakin cepat sehingga kapal-kapal pengangkut juga dapat segera berlayar kembali."Sebelum menggunakan peralatan bongkar muat khusus petikemas tersebut, produktivitas bongkar muatnya sangat rendah. Satu kapal bisa mencapai 3 hari, namun saat ini cukup 1 hari saja sudah selesai," kata Deny.Deny mengatakan peningkatan produktivitas tersebut merangsang para pemilik barang untuk memilih petikemas sebagai sarana pengiriman barang mereka. Para pemilik barang merasa barang mereka lebih amam dan lebih cepat sampai ke gudang mereka. Demikian halnya dengan pihak pelayaran, mereka berlomba untuk menyiapkan kapal-kapal petikemas dengan ukuran dan kapasitas yang lebih besar."Bahkan ada pelayaran yang langsung beli kapal baru untuk menangkap peluang pengiriman barang melalui petikemas," tambahnya.Tak hanya sampai disitu saja upaya yang dilakukan PT Pelindo III untuk menggerakkan roda perekonomian di pulau Nusa Tenggara Timur, Pelindo III telah merencanakan penambahan peralatan bongkar muat petikemas untuk lebih meningkatkan pelayanan bongkar muat petikemas kepada pengguna jasa. Pelindo III akan melakukan penambahan 1 unit Container Crane (CC) untuk lebih mendongkrak kinerja dan produktivitas bongkar muat petikemas di Pelabuhan Tenau Kupang. Menurut rencana, alat tersebut akan datang pada semester kedua tahun 2015 ini. Sehingga diharapkan pada awal 2016 mendatang kapal-kapal pengangkut petikemas dapat dilayani oleh 2 unit CC dengan muatan yang lebih banyak lagi.Demikian halnya dengan penataan pelabuhan. Otoritas Pelabuhan setempat akan merubah Rencana Induk Pelabuhan. Terminal penumpang yang saat ini berada di tengah-tengah terminal akan dipindah ke lokasi baru. Lokasi terminal penumpang yang lama akan dikembangkan untuk kegiatan offshore logistic base dan curah cair. (korrie)