Serikat Pekerja Transportasi Australia Minta Pemerintah Audit AirAsia Indonesia X

  • Oleh :

Selasa, 03/Feb/2015 22:10 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Serikat pekerja transportasi Australia (TWU) pada hari ini menyerukan kepada pemerintah federal agar menghentikan penerbangan AirAsia rute Perth dan Darwin. Alasannya, karena mereka khawatir dengan standar keamanan yang berlaku di maskapai itu. Dikutip dari laman News Corporated, Selasa, 3 Februari 2015, keberatan TWU telah disampaikan ke Wakil Perdana Menteri, Warren Truss. Mereka meminta agar diadakan audit AirAsia terkait pelatihan staf, perawatan pesawat dan kondisi hubungan antar industri. Dari hasil laporan awal yang dibuat oleh penyidik dan bocor ke publik, AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata, salah satunya disebabkan pelatihan pilot. "Kami butuh kepastian bahwa perkembangan pesawat maskapai seperti yang terjadi di Indonesia, AirAsia tidak memangkas apa pun dan mengurangi standar keamanan," ungkap Sekretaris TWU, Tony Sheldon. Organisasi itu, lanjut Sheldon, juga menginginkan adanya transparansi dalam pembuatan laporan. Selain itu, mereka juga tidak ingin menunggu laporan tersebut lebih lama. Dari informasi yang diketahui TWU, pilot menerbangkan burung besi itu tanpa mengetahui buruknya situasi saat itu. Selain itu, QZ8501 tidak memiliki izn terbang di hari Minggu. Sheldon menyebut penerbangan AirAsia Indonesia X yang keluar dan masuk ke Melbourne dibatalkan pada tanggal 26 Desember lalu. Sebab, tidak memenuhi standar keamanan penerbangan sipil (CASA). Juru bicara CASA mengatakan, AirAsia Indonesia kini tengah dipantau di Australia. Otoritas CASA bahkan tengah mencari masukan dari beberapa sumber sebagai bagian dari penilaian. Sementara, juru bicara Truss mengatakan CASA terus mengawasi dan memantau operasi internasional AirAsia Indonesia di Australia. "Saat ini AirAsia Indonesia X tidak memiliki rute ke Australia," kata jubir itu. Permohonan AirAsia untuk memperoleh sertifikasi agar bisa beroperasi di rute Melbourne dan Denpasar hingga saat ini masih terus dipertimbangkan CASA. Dalam peristiwa kecelakaan pada 28 Desember lalu menewaskan 162 penumpang dan kru. Sementara, total jasad yang ditemukan baru mencapai 89 orang. (ant).