Bus Transjakarta Berutang, Banyak SPBG di Jakarta Bangkrut

  • Oleh :

Rabu, 11/Feb/2015 22:07 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Sejumlah alasan disampaikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjadi penyebab bangkrutnya Stasiun Pengusian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Jakarta. Saat ini ada 12 Stasiun Bahan Bakar Gas (SPBG) yang mangkrak, alias tidak beroperasi khususnya di Jakarta. Salah satunya karena operator bus Transjakarta banyak mengutang sehingga SPBG tak mampu beroperasi. "Sebanyak 12 SPBG tidak operasional," sebut Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR-RI, Jakarta, Rabu (11/2/2015). Dikatakan, SPBG yang terletak di Ragunan, Lebak Bulus terkendala izin lingkungan serta izin Pemerintah Daerah (Pemda). Sementara itu, mayoritas SPBG yang dibangun swasta juga gulung tikar lantaran banyak Transjakarta yang mengutang. "Swasta ini tadinya melayani Transjakarta, bangkrut karena Transjakarta ngutang gasnya," ucap Nyoman seperti dikutip kompas.com. Selain terkendala izin lingkungan dan banyak piutang ke Transjakarta, penyebab terahir adalah belum ada kesepakatan antara PT PGN (Persero) dan PT Pertamina (Persero).Sebelumnya, manajemen PT PGN Tbk siap memperbanyak SPBG untuk mendukung program pemerintah mengonversi BBM transportasi ke BBG. Juru Bicara PGN Irwan Andri Atmanto mengatakan, pihaknya optimistis konversi BBG akan berkembang menyusul kenaikan harga BBM bersubsidi. "Kenaikan harga BBM akan membuat konsumen melirik BBG," katanya di Jakarta.Menurut Irwan, saat ini harga BBG hanya Rp 3.100 per liter setara premium (LSP). Sementara, harga BBM jenis premium bersubsidi Rp 8.500 per liter dan solar Rp7.500 per liter. "Dengan selisih harga BBG yang cukup jauh dibanding BBM subsidi apalagi nonsubsidi, tentunya BBG menjadi energi alternatif bagi masyarakat," katanya.Irwan menambahkan, PGN melakukan dua cara untuk memperbanyak SPBG. Pertama, dengan membangun sendiri SPBG, baik dengan skema pipa (online) maupun sistem bergerak (mobile refuelling unit/MRU).Saat ini, PGN memiliki tujuh SPBG yang terdiri atas tiga "online" di Ketapang, Bekasi, dan Bogor serta empat MRU di Monas, Waduk Pluit, Cawang, dan Cengkareng. SPBG di Surabaya sudah siap beroperasi dan Cilegon diharapkan pada Desember 2014. "Kami juga menyuplai gas untuk SPBG mitra di Jakarta," kata Irwan.Selanjutnya, menurut dia, pihaknya berencana memperluas fasilitas SPBG di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Bogor, Bekasi, Surabaya, Cilegon, dan Batam.(helmi/awe)