Kebijakan Mengenai Sepeda Motor Perlu Ditinjau Ulang

  • Oleh :

Selasa, 07/Apr/2015 10:36 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) -Kebajakan mengenai sepeda motor di Indonesia harus ditinjau ulang. Selama 10 tahun terakhir telah meningkat tajam produktivitas sepeda motor di Indonesia. Tapi dampak negatifnya juga makin dirasakan masyarakat."Angka kecelakaan lalu lintas masih cukup tinggi. Kasus kecelakaan di jalan itu paling banyak melibatkan pengguna sepeda motor juga," kata pakar transportasi Unika Soegijopranoto Semarang, Djoko Setijowarno pada beritatrans.com di Jakarta, Selasa (7/4/2015).Demikian juga, lanjutnya, korbannya yang paling banyak terutama kalangan usia produktif (15-40 tahun) masih mendominasi. "Jika dibiarkan berlanjut bisa memicu masalah sosial, seperti kemiskinan, pengangguran dan lainnya," jelas Djoko.Penggunaan sepeda motor yang terlalu besar, bahkan memicu kemacetan di jalan-jalan utama di Indonesia. "Karena biaya operasional murah, telah menambah terpuruk usaha transportasi umum," papar Djoko.Kondisi tersebut makin parah karena Pemda di Indonesia abai pada angkutan umum di daerahnya. Disamping itu juga, menurut Djoko, Pemda tidak serius membangun transportasi umum di daerahnya. "Jika masih tetap dibiarkan kebijakan seperti sekarang, sangat tidak menyehatkan perkembengan sistem transportasi di Indonesia," terang Djoko.Di negara-negara maju, produksi sepeda motor seperti di (Tiongkok & Jepang), penggunaan sepeda motor, sangat dibatasi dan hanya digunakan di jalan-jalan dalam kota. "Sepeda motor hanya untuk kawasan perumahan dan pedesaan," urai Djoko.Untuk menekan laju pertumbuhan dan penggunaan sepeda motor, memang harus diatur. Jangan sampai justru memicu masalah seperti kecelakaan di jalan yang makin tinggi.Langkah yang bisa dilakukan pemerintah, tambah Djoko, adalah menurunkan cc sepeda motor dan hilang down payment (DP) rendah. "Selanjutnya membatasi ruang gerak penggunaan sepeda motor di Tanah Air. Dengan begitu, angka kecelakaan di jalan bisa ditekan. Demikian juga korban yang ditimbulkan bisa berkurang," tegas Djoko.(helmi)

Tags :