Mulder: BP3IP Jakarta Siap Gelar Diklat Pemutakhiran Kompetensi Pelaut

  • Oleh :

Rabu, 20/Mei/2015 14:25 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) -Direktur Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta Capt.Mulder Mustafa menyatakan pihaknya siap menerima siswa dan taruna pelaut yang akan melakukan pemutakhiran kompetensi pelaut sesuai amandemen STCW 95-2010 Manila."BP3IP Jakarta siap menerima dan menyelenggarakan diklat pemutakhiran kompetensi pelaut. Meski batas akhirnya masih tahun depan, tapi kita sejak dini siap menerima siswa pelaut itu," kata Mulder kepada beritatrans.com di sela-sela wisuda perwira pelayaran niaga BP3IP Jakarta, Rabu (20/5/2015).Menurutnya, sejak dilakukan amandemen STCW di Manila tahun 2010, Indonesia sebagai anggota IMO langsung mengantisipasinya. "BP3IP sebagai sekolah pelaut negara tentu harus comply dan siap menggelar diklat pemutakhiran kompetensi pelaut itu," kata Mulder lagi.Dikatakan, setiap tahun BP3IP Jakarta mampu mendidik sampai 4.500 siswa termasuk pemutakhiran, peningkatan ratting dan lainnya. "Jika nanti ada siswa pelaut yang akan melakukan pemutakhiran kita siap, baik fasilitas, SDM, alat pendidikan dan lainnya," terang mantan Kepala Syahbandar Tanjung Perak itu.Data Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub menyebutkan, saat ini ada sekitar 500 ribu pelaut di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebagian bekerja di kapal-kapal asing."Mereka itulah yang utama dan harus comply aturan IMO. Mereka harus melakukan pemutakhiran kompetensi pelaut sebelum 1 Januari 2017. Jika tidak, mereka tak bisa naik kapal atau diturunkan dari kapal," urai Mulder.Yang perlu dilakukan sekarang, menurut dia, bagaimana pelaut-pelaut Indonesia sudah melakukan pemutakhiran kompetensi dan mereka bisa tetap bekerka dengan baik termasuk di kapal asing."Lebih cepat lebih baik melakukan pemutakhiran kompetensi pelaut itu. Saatnya tiba mereka sudah siap dan tidak berebut masuk diklat," tandas Mulder.Seperti diketahui, pelaut Indonesia jumlahnya banyak. "Kalau mereka masuk diklat secara bersamaan, dikhawatirkan sekolah-sekolah tak mampu menampung. Akibatnya mereka harus antre. Itulah yang mesti dihindari," tegas pelaut senior ini.(helmi)

Tags :