Puskepi: Pembunuhan Karakter Terhadap Dirjen Migas

  • Oleh :

Minggu, 31/Mei/2015 14:53 WIB


JAKARTA (beritatarns.com) -Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja oleh Komisi VII DPR RI saat rapat kerja (Raker) tentang energi di gedung DPR Senayan, Jakarta Jumat (29/5/2015) mengundang keprihatinan semua pihak. Tindakan yang tidak patut ditiru bahkan cenderung aksi tebar pesona. "Pasalnya, sebelum mengirimkan undangan rapat pembahasan energi, terlebiih dahulu dilakukan pemeriksaan dan meminta surat keterangan (SK) atau surat Keputusan Presiden (Kepres) soal pengangkatan Dirjen ESDM yang baru," ujar Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan Publik Indonesia (Puskepi) Sofyano Zakaria di Jakarta, kemarin."Sulit dipercaya dan ini langka kasus itu terjadi. Seharusnya sebelum dipanggil, Komisi VII DPR RI harusnya di croscek dulu dong surat-surat Kepres atau SK pengangkatan Dirjen. Jangan asal panggil, dan setelah orang datang baru di usir, itu sama saja mempermalukan orang, ini DPR cuma cari sensasi dan tebar pesona saja," tutur Sofyano saat dikonfirmasi beritatrans.com di Jakarta, Minmggu (31/5/2015).Dikatakan, ada langkah politik yang dilakukan Komisi VII DPR RI atas insiden pengusiran tersebut. "Ada sasaran langkah politik ini adalah Menteri ESDM Sudirman Said. Namun, karena melalui Dirjen ESDM maka bisa dikategorikan sebagai pembunuhan karakter dari Dirjen ESDM," jelas Sofyano.Kasus itu, lanjut dia, akan berbeda jika Wiratmaja Puja hanya mewakili Menteri ESDM yang berhalangan hadir. Maka seharusnya Komisi VII DPR hanya meminta surat penugasan saja, nggak perlu minta SK atau Kepres. DPR seharusnya mengerti administrasi seperti ini.Sementara, kebijakan meminta surat administrasi ini seharusnya tidak hanya diberlakukan kepada Wiratmaja Puja saja, namun setiap lembaga dan pejabat negara yang di panggil untuk rapat, maka DPR wajib diminta surat-surat kelengkapan dan pengangkatan pejabat negara."Aneh, kenapa hanya Wiratmaja yang harus jadi sasaran, setiap pejabat yang dipanggil harusnya minta dong buktinya dan SK pengangkatannya, jangan cuma Wiratmaja saja, dan situlah terlihat jelas bahwa DPR hanya mencari sensasi dan tebar pesona. "Sebenarnya pertanyaannya begini, ada apa sebenarnya antara Sudirman Said dengan kardaya warnika, kenapa harus melalui WIratmaja Puja, ini kan ujung-ujungnya ya kepentingan politik dan mungkin saja mereka tida suka dengan Sudirman Said dan endingnya ya ke Jokowi," papar Sofyano.Wiratmaja Puja dimata Sofyano Dzakaria dianggap cukup baik dan memahami persoalan migas serta salah satu orang yang ahli dibidang hulu dan hilir migas. Wiratmaja dianggap paling tidak suka mencampuri urusan politik, sehingga posisi jabatan Dirjen Migas dianggap cukup layak bagi Wiratmaja Puja. (helmi)