JAKARTA (beritatrans.com) -Masyarakat Indonesia khususnya konsumen bahan bakar minyak (BBM) dan pengambil kebijakan di negeri ini hendaknya lebih arif dan mencari data dan masukan yang komprehensif sebelum mengambil satu kebijakan terkait migas nasional."Pemerintahan Jokowi-JK diminta tak menutup mata pada saran dan masukan dari berbagai pihak selain rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas (TRTKM) yang dipimpin Faisal Basri," ujar Direktur Puskepi Sofyano Zakaria di Jakarta, Kamis (4/6/2015)."Kebijakan tentang migas di Indonesia harus komprehensif, tidak syarat kepentingan apalagi ada sponsor asing. Kebijakan harus berpihak pada bangsa dan negara, bukan yang lain," pinta Sofyano.Menurut TRTKM Faisal Basri, lanjut dia, hanya Indonesia yang gunakan RON 88 atau setara dengan premium. "Benarkah itu," tanya Sofyano meyakinkan.Sementara, data yang diperoleh Puskepi masih banyak negara di dunia yang juga mengonsumsi premium termasuk untuk transportasi.Ini daftar Negara yang masih menggunakan premiun RON dibawah 92. Houston Texas :RON 87-89-93, Philipina :RON 81,87,88, Rusia: RON 80, Mesir: RON 80 dan Vietnam : RON 83. "Apakah di negara itu lingkungannya jadi rusak? Apakah dinegara kend bermotor jadi rusak ? Belum tentu kata Sofyano Zakaria lagi."Apakah di negara itu paru paru manusianya rusak karena kena gas buang BBM yang RON-nya dibawah 92," tanya pengamat energi itu."Ingat, jangan mudah percaya dengan "rekomendasi" yang tidak punya dasar hukum yang kuat dan yang dibuat tanpa melalui kajian akademis yang komprehensif," tandas Sofyano.(helmi)