Jokowi: Perlu Ada Pengalihan Subsidi BBM ke Hal-Hal Produktif

  • Oleh : an

Jum'at, 14/Agu/2015 11:32 WIB


JAKARTA (beritatarns.com) -Selama ini Pemerintah Indonesia selalu memanjakan rakyat dengan subsidi BBM hingga triliunan rupiah supaya harga bensin murah. Kebijakan harga BBM murah ini cenderung tidak tepat sasaran sekaligus tidak mengarah pada hal-hal produktif di dalam negeri. Ke depan, perlu adalah pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) ke sektor lain. Subsidi konsumtif ini sudah dialihkan ke sektor-sektor lain yang produktif, kata Presiden Jokowi di depan Sidang Pariourna DPR/ DPD di Jakarta, Jumat (14/8/2015). Padahal, menurut Jokowi, bensin murah itu justru dinikmati oleh orang-orang kaya yang setiap hari memakai mobil pribadi dan bukan orang-orang miskin yang lebih membutuhkan."Di 2014, Rp 240 triliun subsidi BBM dibakar di jalan-jalan. Dibakar dan dinikmati oleh mobil-mobil pribadi, bukan masyarakat yang tinggal di gunung, di pesisir-pesisir, di pulau terpencil, atau mereka yang berada di bawah tingkat kemiskinan," jelas Jokowi lagi.Seperti diketahui, imbas dari harga BBM murah itu penggunaan kendaraan pribadi makin tak terkendali. Akibatnya jelas, kemacetan terjadi dimana-mana terutama kota besar seperti Jakarta. Kemacetan hampir terjadi sepanjang hari, bahkan sampai malam di jalan-jalan utama kota Jakarta masih padat,Dampak negatif lainnya, justru memicu penggunaan mobil pribadi secara berlebihan karena hraga BBM yang murah. Padahal, mereka itu berdampak langsung pada terjadinya kemacetan yang sangat parah di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta. Semua itu menjadi pemborosan padahal subsidi dibayar debngan uang rakyat di APBN. "Inilah yang perlu difikirkan bersama oleh bangsa ini," sebut Jokowi.Menurut Jokowi, praktik seperti itu adalah salah. Maka dari itu, Jokowi mengalihkan dana subsidi ratusa triliun itu ke sektor lain yang lebih produktif. "Uang sebanyak itu bisa dipakai untuk membangun sekolah, rumah sakit, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Lebih banyak lagi infrastruktur yang bisa dibangun," ujarnya dalam acara yang disiarkanb langsung beberapa televise nasional itu.Defisit BBM 600.000 Barel Per HariPemerintahan Jokowi sudah mencabut subsidi BBM sejak awal 2015. Harga bensin premium kini tak lagi disubsidi dan mengikuti harga pasar, kecuali solar yang masih disubsidi Rp1.000/liter.Di sektor energi, Jokowi mengaku, Indonesia masih defisit pasokan BBM hingga kelistrikan. Untuk BBM, Indonesia masih defisit produksi minyak 600.000 barel per hari. "Energi masalah defisit ketersediaan tenaga listrik ditambah lagi produksi BBM defisit 600.000 barel per hari," tuturnya.Terakhir, Jokowi menyebut pengembangan jaringan transportasi massal di berbagai kota masih berjalan lamban. Moda transportasi massal belum menjadi perhatian pemerintah daerah. "Moda transportasi massal di daerah kurang belum berjalan dan belum terintegrasi," tegas Jokowi.(helmi)

Tags :