RR dan JK, Kegaduhan Politik Yang Memalukan

  • Oleh :

Kamis, 20/Agu/2015 10:24 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Baru saja publik disuguhi tontonan reality show tidak etis antara Menko Maritim Rizal Ramli (RR) dengan Wapres Jusuf Kalla (JK) yang sangat memalukan dan menunjukkan bahwa negara ini sedang berada di titik rusak kepemimpinan nasional. Apa yang dilakukan oleh RR dan JK adalah bukti sahih bahwa slogan Kerja, Kerja, Kerja dari presiden masih diacuhkan oleh tim kerjanya. Sibuk berbantah lisan entah untuk apa? Padahal kita sangat yakin bahwa RR dan JK tidak paham tentang 35GW ini, kritik Direktur Energy Watch Ferdinand Hutahaen di Jakarta, Kamis (20/8/2015).Menurutnya, JK mungkin melihat ini sebagai peluang usaha dan RR hanya tau ini duitnya tidak ada, sementara realita masalah yang menjadi hambatan proyek 35 gigat watt (GW) ini tidak dipahami makanya tidak terselesaikan hingga sekarang.Dia menambahkan, kemarin di JCC Presiden Joko Widodo menyampaikan agar memprioritaskan panas bumi sebagai sumber energi listrik. Kita punya potensi besar Panas Bumi hingga lebih dari 29GW, tapi sayangnya masih banyak masalah yang harus dicarikan solusinya supaya Geothermal bisa dimaksimalkan. Pemerintah tidak perlu membentuk BUMN khusus untuk Geothermal, itu malah menambah rumit masalah. Jika ingin bentuk BUMN lbh baik pemerintah bentuk BUMN kelautan spy laut kita yang luas bisa kita mamfaatkan untuk kesejahteraan bangsa. Kita dorong pemerintah untuk memprioritaskan Geothermal dalam proyek 35GW saat ini, dan segera Presiden RI keluarkan payung hukumnya supaya program tersebut bisa berjalan. Idealnya dari 35 GW itu, porsi Geothermal minimal 10 GW, jeas FerdinandProgram besar 35 GW ini mungkin akan gagal jika cara Pemerintah mengelolanya masih seperti sekarang dan ditambah kegaduhan baru tentu akan semakin menjadikan proyek 35GW ini sebatas mimpi diatas mimpi atau jadi cerita dongeng pengantar tidur. Tanpa terobosan kebijakan, kami yakin proyek ini akan gagal. Kami siap memberikan masukan pada pemerintah terutama kepada RR dan JK tentang masalah nyata dalam proyek ini supaya bisa dicarikan solusinya dan tidak sibuk berbantah lisan, tandas Ferdinand.(helmi)

Tags :