Ditreskrimum Polda Metro Lacak Pembobol Data Nasabah Bank Seluruh Dunia

  • Oleh :

Minggu, 23/Agu/2015 22:56 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Sub Direktorat Reserse Mobil Direktorat Reserse Kriminal Umum (Subdit Resmob Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, tengah melacak siapa pelaku pembobol data nasabah alias hacker, yang kemudian menduplikat dan menjualnya dalam bentuk kartu ATM palsu melalui jalur online."Saat ini kami sedang berusaha melacaknya (hacker). Kami sedang melakukan penyelidikan dan identifikasi. Keberadaan orang ini diduga ada di luar negeri. Kami akan kembangkan terus dan kami bongkar. Mengapa web ini bisa bobol identitas nasabah seluruh dunia," ujar Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Didik Sugiarto, Minggu (23/8).Sebelumnya diketahui, Subdit Resmob membekuk lima orang tersangka pencuri dana nasabah bank dengan menggunakan ATM palsu. Mereka antara lain berinisial E alias ES (41), YWR (32), MFH (32), AG (34), dan S (31).Tersangka E merupakan penjahat kambuhan atau residivis kasus yang sama. Ia pernah ditangkap, dan mendekam di balik terali besi Lembaga Pemasyarakatan Cipinang. Pada April 2015 lalu, ia baru saja keluar dari penjara.Bukannya kapok, ia tetap saja menjalankan aksi kejahatan. Ironis, ia bisa membeli ATM palsu berisi data nasabah (korban) dari hacker di situs kanoteh.com, menggunakan telepon pintar di balik jeruji."Dia aktor intelektual. Dia yang melakukan pembelian dari web melalui handphone. Dia melakukan pembelian dari dalam Lapas. Lalu, dia minta bantuan tersangka lain untuk melakukan pembayaran," ungkapnya.Tersangka E, tambahnya, mengetahui adanya penjualan kartu ATM palsu berisi data nasabah lewat Google. Kemudian, ia mencoba membuat account di situs kanoteh.com dan chating menggunakan bahasa Inggris."Dia tanya, apakah benar menjual data-data nasabah bank nasional di Indonesia. Kemudian, dijelaskan bagaimana cara membelinya, seperti mentransfer uang ke rekening Bit Coin pemilik account sekitar $300 sampai $700 USD. Lalu, ATM ini di kirim lewat pos (jasa pengiriman) ke alamat tersangka," sebutnya.Didik melanjutkan, tersangka E kemudian meminta tolong pengemudi ojek di sekitar Lapas untuk mengambil ATM yang dikirim ke rumahnya. Tersangka mengaku sudah membeli sekitar 40 kartu ATM palsu."Kemudian, kartu ATM itu diserahkan ke tersangka E. Selanjutnya, tersangka E kasih ke tersangka YWR yang juga merupakan residivis untuk digunakan. Tersangka YWR ini lalu memberikannya kepada tersangka lainnya," tegasnya. Tersangka YWR, imbuhnya, berperan menarik uang nasabah dan menukarkan dengan valas."Korbannya ada belasan, mungkin lebih. Ada berbagai variasi ATM. Tapi yang paling besar diambil Rp 300 juta. Uangnya habis ditarik pelaku. Mereka saat melakukan penarikan pakai wig dan kumis palsu. Uang hasil kejahatan, di pakai untuk membeli mobil Daihatsu Xenia dan buat kebutuhan hidup sehari-hari," paparnya.Ia menegaskan, pihaknya masih melakukan penyelidikan bagaimana situs kanoteh.com tersebut bisa membobol data nasabah."Kami masih investigasi lebih lanjut, bekerjasama dengan pihak bank terkait. Kami juga akan mendalami untuk menerapkan TPPU (Tindak Pidana Pencucian Uang). Sebab, di dalam kegiatan ini diduga ada kegiatan TPPU," tegasnya.Didik mengimbau, kepada nasabah bank untuk lebih berhati-hati. "Untuk pengamanan lakukan perubahan PIN. Lalu, jangan lakukan penarikan uang dengan pihak lain dan jangan mudah percaya dengan orang lain," tukasnya. (tiefa).

Tags :