China Dan Jepang Bersaing Garap Proyek KA Cepat Jakarta-Bandung

  • Oleh : an

Sabtu, 29/Agu/2015 11:09 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) Dua negara maju di bidang ilmu pengetahuan dan tekologi (iptek) transportasi bersaing ketat untuk menggarap proyek kereta api (KA) Cepat Jakarta-Bandung. KA tersebut diproyeksikan bisa menempuh perjalanan kedua kota besar itu hanya dalam waktu 36 menit.Setiap negara menawarakan proyek yang terbaik berikiut skim pendanaan masing-masing, terait proyek KA Cepat tersebut. Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menyambut gembira rencana masuknya China dan Jepang untuk menggarap proyek KA Cepat Jakarta-Bandung ter sebut. Mereka sama-sama mengajukan proposal, bahkan petinggi kedua proyek.Ibarat gadis cantik yang diperebutkan dua pria tampan. Kita sangat senang itu, karena akan ada kompetisi yang baik. Indonesia tentu akan memilih proposal yang menawarkan harga dan skim pendanaan yang terbaik dan paling menguntungkan Indonesia, kata Rizal.Sementara, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan adanya penawaran dari negara Jepang untuk pembangunan kereta api cepat rute Jakarta-Bandung. Negeri Sakura itu pun juga menawarkan keringanan jaminan untuk pemerintah Indonesia, sekaligus menjami waktu pembangunan yang bakal lebih cepat."Memang delegasi Jepang memberikan tambahan penawaran, ada keringanan dalam jaminan pemerintah yang tadinya harus seluruhnya, sekarang tidak harus seluruhnya," ujar Darmin di Kantor Presiden Jakarta Pusat, kemarin.Darmin menyebutkan, Jepang juga menawarkan percepatan waktu pembangunan yang lebih cepat dari tawaran sebelumnya, yakni lima tahun. Dia menuturkan, delegasi Jepang sempat membicarakan kemajuan transfer teknologi yang mereka miliki."Mengenai waktunya, mereka juga bisa membuat lebih (cepat). Memang mereka katakan, kalau waktu, selama harus ada studi lingkungan, maka itu sulit untuk lebih cepat," kata Damin seperti dikutip cnnindonesia.com.Darmin2Konsultan Mulai BekerjaUntuk menentukan sikapd an pilihan terkait penawaran kedua negara tersebut, Indonesia sudah memnunjuk Boston Counsulting Grup (BCG) untuk melakukan penilaian secara adil, jujur dan transparan.Nanti hasilnya penilaian BCG akan disampaikan ke Pemerintah. Selanjutnya Pesiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan memilih berdasarkan dekomendasi BCG dan pertimbangan lain dari internal pemerintah, sebut Darmin.Dia menyampaikan, BCG sebagai konsultan yang ditunjuk telah memanggil perwakilan dari dua negara, Jepang dan China, yang bersaing mendapatkan proyek pembangunan ini. "Kalau ada tawaran baru begini kami harus pikirkan. Nanti China juga bakal begitu, padahal seharusnya sudah kami mau tutup proses penilaian ini dalam satu atau dua hari," ujarnya.Darmin menjamin pihak konsultan yang ditunjuk akan menyampaikan kesimpulan dan saran berdasarkan kriteria yang diajukan oleh Indonesia. Namun, Darmin juga menyadari akan adanya kriteria kualitatif.Kami juga tetap mempelajari juga bagaimana mereka membaca kriteria yang kualitatif itu. Artinya, kami akan ada juga rapat tim menteri untuk membahas dan nanti konsultan akan presentasikan itu ke tim menteri, dan kami tanya satu-satu kenapa mereka simpulkan, kenapa begini dan begitu. Kalau salah bisa repot," katanya.Selanjutnya, menurut Darmin, pemerintah bisa mengambil kesimpulan dari apa yang disampaikan tim menteri kepada Presiden Jokowi. "Walaupun sama dengan yang kami usulkan, tapi tetap saja Presiden (yang mengambil keputusan). Jadi jangan bilang pasti presiden saja yang putuskan," tandas Darmin.(helmi/cnn)

Tags :