Dubes Tiongkok: Kereta Api Cepat Serap 40 Ribu Tenaga Kerja

  • Oleh :

Selasa, 01/Sep/2015 19:19 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) -- Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang dinilai sekelas Shinkansen diproyeksikan akan menyerap 40.000 lowongan pekerjaan setiap tahunnya, kata Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xie Feng."Menurut perkiraan awal, pembangunan kereta cepat ini akan menciptakan 40.000 lowongan kerja setiap tahun. Stasiun-stasiun dan kawasan disekitarnya bisa dikembangan. Industri perumahan akan menyambut peluang perkembangan yang baru," kata Xie seperti dilansir antaranews.com, kemarin.Ia menilai kereta cepat tersebut juga bermanfaat untuk mendorong penyeimbangan perkembangan antarkota dan desa dengan terbentuknya koridor ekonomi Jakarta-Bandung di sepanjang jalur tersebut."Saya yakin nanti akan ada lebih banyak turis dalam negeri maupun luar negeri mengunjungi Kota Bandung dengan mencoba kereta cepat pertama di Indonesia bahkan Asia Tenggara yang beroperasi dengan kecepatan 350 kilometer per jam ini," katanya.Kedua, lanjut dia, kereta cepat Jakarta-Bandung akan menghubungkan pusat Kota Jakarta dan Bandung yang biasanya menggunakan tiga sampai lima jam itu bisa ditempuh dalam waktu 36 menit sehingga tercipta efek "satu kota".Tiga StasiunMenurut dia, akan ada tiga stasiun kereta cepat akan dibangun di Jakarta, di antaranya, Stasiun Gambir sebagai stasiun umum, lokasinya di samping pusat admisnistrasi dan Monas, dengan jumlah penumpang besar.Selain itu, Stasiun Manggarai dibangun sebagai pusat jalur kereta cepat juga akan ada banyak penumpang, Stasiun Halim dekat dengan bandara dan akan koneksi dengan "light rail trasit" di masa yang akan datang.Menurut Xie, kereta cepat Jakarta-Bandung juga akan mengurangi kemacetan Jakarta serta mengurangi polusi ibu kota.Terkait masalah keamanan, pihaknya berjanji akan memprioritaskan kualitas keamanan mengingat kecelakaan kereta cepat yang pernah terjadi di Tiongkok pada tahun 2011."Saya bisa berjanji bahwa, baik di Tiongkok maupun di luar negeri, pihak Tiongkok selalu percaya bahwa kualitas dan keamanan adalah prinsipal pembangunan kereta cepat. Kalau kita analisis dengan membandingkan jumlah kecelakaan dengan data jarah tempuh, kita akan dapat kesimpulan yang lebih obyektif," katanya.(fenty)