Puslitbanghub Udara Inventarisir Perkembangan Rute 5 Tahun Terakhir

  • Oleh :

Jum'at, 04/Sep/2015 15:31 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) -- Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara Balitbanghub Ir. Pramintohadi Sukarno, M.Sc mengatakan pihaknya dalam melakukan Studi Evaluasi Kinerja dan Penataan Rute Angkutan Udara Perintis di Kawasan Timur Indonesia (KTI) akan menginventarisir perkembangan rute angkutan udara perintis 5 tahun terakhir termasuk jumlah rute dan jenis pesawat udaranya."Tim studi ini masih terus bekerja hingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, memajukan sektor penerbangan dan ekonomi nasional juga membuka akses yang besar bagi masyarakat di wilayah terpencil," jelas Praminto menutup workshop studi itu, kemarin.Tim Puslitbanghub Udara telah mengidentifikasi masalah, menginventarisir dan mengidentifikasi jumlah rute angkutan udara perintis termasuk jenis pesawat udaranya.Tim juga menganalisis data dan informasi pada wilayah yang menjadi lokasi survei yakni Bandara Pattimura Ambon, ElTari Kupang, Sentani Jayapura, Rendani Manokwari dan Babullah Ternate.Rute PerintisDiketahui selama ini Bandara Pattimura Ambon melayani rute Banda, Namlea, Wahai, dan Kufar. kemudian Sentani Jayapura melayani Batom, Dabra, Senggeh, Borome, Karubaga, dan Luban, Illu serta Memberamo Raya.Sementara Bandara Babullah Ternate melayani rute Morotai, Mangole, Gebe, dan Galela. Untuk Bandara El Tari Kupang melayani rute Rote dan Kisar. Sedangkan Bandara Rendani Manokwari melayani rute Kebar, Merdey, Numfor, Kambuaya, Babo, dan Anggi.Mengacu tahun lalu (2014), diketahui angkutan udara perintis melayani 164 rute dimana 52 rute diantaranya merupakan rute baru. Rute yang dilayani itu meliputi 24 provinsi dan mencakup 165 kota. Sedangkan jumlah pesawat yang digunakan diantaranya PT Susi Air dengan operasional 26 unit melayani 17 lokasi.Kemudian PT Aviastar 5 unit yang beroperasi melayani 5 lokasi, PT Trigana hanya 1 unit yang beroperasi dan melayani 1 lokasi juga serta PT Marta Buana Abadi dengan operasional 1 unit armada dengan melayani satu kota saja.Hasil lain yang diharapkan dari studi ini diantaranya apakah rute-rute itu tetap menjadi rute penerbangan perintis atau dapat berubah dari rute penerbangan perintis menjadi rute komersial. Lalu apakah ada penghapusan rute atau bahkan tersedia alternatif penambahan rute penerbangan perintis.Diawal workshop, Praminto mengatakan evaluasi kinerja penerbangan perintis ini bisa memberikan gambaran mengenai tingkat keberhasilan jalur perintis dalam menunjang ekonomi terutama daerah perbatasan, daerah tertinggal dan daerah rawan bencana. (fenty)