YLKI: Turunkan Harga Tiket Pesawat

  • Oleh : an

Minggu, 13/Sep/2015 17:43 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Pengurus Harian Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo mendesak kalangan maskapai penerbangan nasional meninjau kembali harga tiket ke konsumen, sejalan dengan penurunan harga minyak dunia di kisaran 40 dolar AS per barel saat ini.Saya sangat setuju, maskapai menurunkan harga jual tiketnya ke konsumen. Mengingat saat ini harga minyak dunia turun, sebliknya mereka juga menaikkan harga tiket jika harga minyak dunia naik. Jadi ada perlaku yang ada pada konsumen menyikapi dinamika harga minyak dunia saat ini, kata Sudaryatmo menjawab beritatrans.com di Jakarta, Minggu (13/9/2015).Mantan Ketua YLKI ini menyebutkan, selama ini maskapai mengklaim harga bahan bakar atau avtur merupakan komponen harga yang cukup signifikan bagi airline. Kalau harga minyak dunia turun dan implikasinya harga jual avtur ke maskapai juga turun. Pasalnya, avtur dijual dengan harga international.Menurutnya, menjadi tugas Komisi Persaingan Usaha (KPPU) dan juga pemerintah untuk mengecek berapa biaya pokok produksi airline, serta berapa margin keuntungan mereka. Selanjutnya mereka bisa menetapkan tarif yang adil sesuai dinamika yang berkembang.Kita ingin, maskapai adil pada konsumen. Kalau harga minyak naik mereka naikkan tarif, paling tidak minta tambahan biaya atau feul surcharge. Sebaliknya, jika harga minyak turun juga disesuaikan. Itu baru adil, papar Sudaryatomo.Pengamat kebijakan public Agus Pambagio mengatakan, saat ini waktunya bagi maskapai dan juga pemerintah mengecek berapa biaya produksi maskapai dan implikasinya pada harga jual tiket ke konsumen.Di tengah harga minyak dunia yang turun saat ini, memang saatnya meninjau kembali biaya pokok produksi dan imbasnya pada harga jual tiket ke konsumen, kata Agus lagi.Baik Sudaryatmo atau Agus Pambagio, saat ini sedang low season atau sepi. Tentu maskapai nasional akan bersikap realistis. Mereka mesti menyesuaian, harga minyak dunia turun tapi load factor mereka juga rendah. Jadi, harus hati-hati. Jangan sampai mereka bangkrut dan kita semua akan rugi, tambah Agus.Pelaku usaha harus cerdik membaca situasi dan memanfaatkan situasi yang ada. Yang pasti, mereka juga harus melakukan efisiensi sehingga tetap bisa eksis di tengah situasi yang ada sekarang, tegas Sudaryatmo.(helmi)

Tags :