Pemkot Semarang Belum (Hadir) Dan Tak Peduli Pejalan Kaki

  • Oleh :

Kamis, 17/Sep/2015 13:40 WIB


JAKARTA (beritatrans.com) - Kurang 1% ruas jalan di Kota Semarang Jawa Tengah yang belum dilengkapi fasilitas pejalan kaki. Meski sudah diamanatkan dalam UU 22/2009 LLAJ. "Membangun trotoar tapi tidak ramah pejalan kaki. Licin, tidak berkelanjutan, dihalangi patok kanera sering digunakan sepeda motor. Mestinya pesepeda motornya ditilang," kata Kepala Lab Transportasi Unika Soegijopranoto Semarang, Kamis (17/9/2015).Dikatakan, licin karena pilihan material penutup yang terlihat estetika belum berfungsi. Diokupansi PKL, dibiarkan karena mereka pendukung Walikota (Semarang). "Kasus RS Kariadi Semarang, kawasan Simpang Lima untuk arena permainan anak-anak yang dipungut biaya, tapi tidal masuk kas daerah," kritik Djoko saat dikonformasu beritatrans.com.Guide block bagi penyandang disabilitas asal dibuat, tidak memperhatikan kondisi lapangan.Sementara, lanjut Djoko, dalam pasal 25 UU 22/2009 LLAJ, setiap jalan yang digunakan untuk lalu lintas umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan jalan berupa...(g) fasilitas untuk sepeda, pejalan kaki dan penyandang cacat.... Masih menurut UU, kata Dian bagi yang tidak mematuhinya, ada sanksi yang akan didapat. "Pasal 275 UU 22/2009 LLAJ, (1) setiap orang yang melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangguan pada fungsi...., fasilitas pejalan kaki, dan..... dapat dipidana dengan pidana kurungan maksimal 1 bulan atau denda paling banyak Rp250.000," papar. Djoko."Selanjutnya, pasal (2) setiap orang yang merusak...., fasilitas pejalan kaki, .....dapat dipidana kurungan paling lama 2 tahun atau denda maksimal Rp50 juta," tandas Djoko.IMG-20150916-WA009Tak ada artinya membangun transportasi umum tanpa membangun trotoar yang baik. Troroat untuk memudahkan akses menemui angkutan umum."Angkutan umum dapat beroperasi maksimal jika dilenfkapi dengan sarana pejalan kaki memadai," kilah Djoko.Sesungguhnya, tambah dia, tidak sulit dan rumit untuk mewujudkan ini. Untuk mewujudkan ini, tidak serumit dan sesulit memberi pemahaman pada pemimpin yang tidak peduli."Justru di negara berpaham komunis dan kapitalis masih peduli dengan fasilitas pejalan kaki sebagai hal utama membangun kota," tegas Djoko.(helmi)

Tags :