Kabut Asap, Bandara Beringin Muara Teweh Sudah Dua Pekan Lumpuh

  • Oleh :

Senin, 19/Okt/2015 08:03 WIB


MUARA TEWEH (BertaTrans.com) -Bandara Beringin di Muara Teweh, Kalimantan Tengah sudah dua pekan lumpuh. Kondisi tersebut dipicu bencana kebakaran hutan dan lahan di daerah Kalimantan yang menimbulkan gangguan kabut asap. Akibatnya, semua penerbangan dari dan ke bandara itu dibatalkan."Penerbangan batal (Bandara Beringin Muara Teweh) sejak Jumat (4/9/2015) lalu dan hingga saat ini masih terhenti akibat kabut asap, namun bandara tidak ditutup," kata seorang petugas Bandara Beringin, Akhmad Sidik, di Muara Teweh, akhir pekan lalu.Kondisi kabut asap di Muara Teweh pada Sabtu (17/10/2015) masih tebal dengan jarak pandang pagi hari hanya 30 sehingga penerbangan dari dan ke Bandara Beringin Muara Teweh masih terhenti.Sidik mengatakan, maskapai penerbangan yang berhenti adalah Susi Air rute Muara Teweh-Tjilik Riwut Palangka Raya bersubsidi dari pemerintah pusat (APBN). Sepekan tiga kali (Rabu, Jumat, dan Minggu) penerbangan dengan harga tiket dewasa Rp273.300 dan bayi Rp32.730.Susi Air juga membatalkan rute penerbangan Muara Teweh-Balikpapan dan Muara Teweh-Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) akibat kabut asap melanda wilayah tersebut. Penerbangan ke Banjarmasin dan Balikpapan nonsubsidi dengan harga tiket di atas Rp1 juta juga dibatalkan," kata Sidik.Penerbangan lainnya yang juga terhenti yaitu pesawat sewa (carter) perusahaan tambang batu bara dan perusahaan gas yang melayani penumpang di antaranya karyawan itu tiga sampai empat hari dalam sepekan yakni setiap hari Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu.Maskapai menggunakan pesawat jenis Twin Otter tersebut antara lain Air Fast, Air Bone dan Hilift masing-masing tujuan Muara Teweh - Bandara Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur pulang pergi."Akibat tidak adanya penerbangan lebih dari sebulan, penerimaan Bandara Beringin berkurang seperti pajak bandara dan pendaratan pesawat. Penerimaan sejumlah biaya pajak penumpang dan pendaratan pesawat terbang minim akibat tidak adanya penerbangan," jelas tegas dia.(hel/ant)

Tags :