Balitbang Diskusikan Software Untuk Memprediksi Keretakan Pesawat

  • Oleh :

Kamis, 22/Okt/2015 18:49 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) menyelenggarakan diskusi tentang software atau perangkat lunak untuk memprediksi perambatan retak pada aging aircraft di Jakarta, Kamis (22/10/2015). Perangkat lunak ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Balitbanghub bekerjasama dengan Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoprsian Pesawat Udara (Dit. KUPPU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan PT Dirgantara Indonesia (DI) tahun 2014, kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Kapusbang) Perhubungan Udara Ir. Pramintohadi Sukarno, M.Sc. kepada beritatrans.com dan Tabloid BeritaTrans usai diskusi.Pramintohadi_kapuslitbang_udaraDiskusi kecil yang diberi label Focus Group Discussion (FGD) itu menghadirkan Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB Prof. DR. Ir. Ichsan Setya Putra sebagai pebicara utama. Selain itu hadir pula perwakilan dari Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA) dan Maintenance Repair and Overhaul (MRO), dan beberapa undangan dari kalangan akademisi dan airline.Kami sengaja mengundang mereka untuk mendapatkan masukan terkait software hasil penelitian Balitbanghub ini, ujar Praminto.Praminto mengatakan, beberapa kejadian kecelakaan pesawat biasanya selain akibat faktor manusia juga akibat proses maintenance yang terkait juga dengan faktor usia pesawat. Faktor perawatan pesawat inilah yang coba diteliti oleh Balitbanghub sehingga menghasilkan sebuah perangkat lunak yang dapat memprediksi perambatan keretakan pesawat.Prof. Ichsan Setya Putra sebagai ahli yang sejak awal terlibat dalam peneliti berharap agar peangkat lunak tersebut dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh seluruh industri penerbangan di Indonesia. Terutama para operator penerbangan kecil yang tidak mendapat dukungan perawatan dari pabrikan pesawat yang digunakannya, kata Prof. Ichsan.Untuk penggunaan perangkat lunak ini memang dikatakan Prof. Ichsan masih memerlukan semacam persetujuan atau pengesahan dari Kementerian Perhubungan, khususnya Dit. KUPPU Ditjen. Hubud. Sedangkan dari kemampuan perangkat lunaknya sendiri diyakini oleh Prof. Ichsan tidak akan kalah dibandingkan perangkat-perangkat lunak sejenis yang berasal dari luar negeri. (aliy)