Oleh :
JAKARTA (BeritaTrans.com) Dampak kabut asap yang dipicu kebakaran lahan dan hutan di Indonesia selama tiga bulan terakhir, membuat kerugian a atau kehilangan pendapatan sampai Rp20 miliar lebih bagi PT Angkasa Pura (AP) II selaku operator bandara di Indonesia bagian barat. Potensi penerimaan itu akan semakin besar jika kabut asap belum teratasi, karena makin banyak penerbangan yang terganggu.Jumlah itu (Rp20 miliar) hanya dari potensi penerimaan dari landing fee dan passenger service charge (PSC) selama tiga bulan terakhir. Selama gangguan kabut asap, banyak penerbangan dibatalkan sehingga penerimaan bandara jauh berkurang, kata Direktur Teknik Dan Operasi Bandara PT AP II Ir. Djoko Moerjatmodjo, MM menjawab BeritaTrans.com di Jakarta, Minggu (25/10/2015).Beberapa bandara AP II yang terdampak kabut asap antara lain, lanjut Djoko, antara lain Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Bandara Sultan Thaha Jambi, Bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, Bandara Kuala Namu, Deli Serdang Sumatera Utara dan Bandara Sultan Ali Haji Fisabilillah Pangkal Pinang. Managemen AP II, menurut Djoko terus berupaya mengatasi kebakaran hutan dan lahan khususnya di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Kita proaktif bersama komponen bangsa yang lain ikut berusaha memadamkan kebakaran kabut asap, sehingga gangguan pada aktivitas penerbangan bisa cepat teratasi, sebut Djoko.Yang bisa dilakukan AP II sebagai operator bandara, papar Djoko adalah dengan menginformasikan kondisi jarak pandang dan fasilitas yang dimiliki, sehingga pihak maskapai khususnya pilot bisa mengambil keputusan yang tepat. Kondisi cuaca, jarak pandang serta fasilitas dan pelayanan yang dimiliki khususnya di bandara di bawah AP II disampaikan secara transpran, terang Djoko.Sebelumnya, Menhub Ignasius Jonan menyampaikan, sampai Sabtu (24/10/2015) sedikitnya 35 bandara di Indonesia yangf terdampak kabut asap dan mengganggu aktivitas penerbangan disana. Bandara tersebut tersebar di seluruh Indonesia, mulai Kualanamu, Deli Serdang, Kalimantan, Sulawesi bahkan Papua dan Papua Barat. AP II Tak Menutup BandaraKendati begitu, tambah Djoko, manajemen AP II tak pernah menutup operasional bandara di wilayah kerjanya. Seluruh bandara termasuk di wilayah AP II tetap buka dan melayani penerbangan sebagaimana mestinya.Kita tak pernah menutup operasional bandara karena kabut asap selama tiga bulan ini. Sepenuhnya diserahkan kepada Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub dan maskapai penerbangan untuk memutuskan untuk mendarat atau tidak, tandas dia.Dia menambahkan, keputusasn terakhir pesawat brani mendarata atau take off ada di tangan pilot. Selema jarak pandang cukup dan kondisia bandara bagus, pilot berani terbang atau sebaliknya memutuskan untuk tidak terbang, urai Djoko.Data terakhir yang diterima dari AP II, Minggu (25/10/2015) siang, Bandara Minangkabau bersih dan jarak pandang normal. Sementara, Bandara Kuala Namu jarak pandang mencapai 600 meter, Bandara Pekanbaru 1.000 meter, Bandara Jambi 700 meter, Bandara Palembang 1.000 meter, dan Bandara Pontianak 600 meter.(helmi)