Indroyono: Indonesia Sangat Tergantung Pada Transportasi Udara

  • Oleh :

Selasa, 24/Nov/2015 20:17 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Indonesia sebagai negara kepulauan sangat bergantung pada moda transportasi udara. Berfungsi tidak hanya sebagai jembatan antar pulau, tetapi juga sebagai moda andalan untuk menghubungkan manusia dan barang yang tidak bisa dijangkau dengan moda transportasi lainnya.Demikian keterangan tertulis yang diterima beritatrans.com dan Tabloid BeritaTrans dari utusan khusus Menteri Perhubungan untuk ICAO, Indroyono Soesilo dalam acara ICAO World Aviation Forum (IWAF) di Montreal Kanada, Senin (23/11/2015).Pada kesempatan itu Indroyono juga menyampaikan bahwa sektor penerbangan komersial di Indonesia telah berkembang pesat dalam dekade terakhir untuk melayani kebutuhan transportasi masyarakat antara lain di sektor perdagangan dan pariwisata, serta dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan perekonomian nasional. Berdasarkan data dari Air Transport Association (IATA), Indroyono mengungkapkan bahwa Indonesia dianggap sebagai salah satu dari lima pasar penumpang yang tumbuh paling cepat selama 20 tahun ke depan. Menurut IATA pula, diperkirakan Indonesia akan memasuki sepuluh pasar penerbangan pada tahun 2020 dan mencapai peringkat ke-6 pada tahun 2029. Sedangkan pada tahun 2034, diperkirakan Indonesia akan menjadi pasar dari 270 juta penumpang.Menurut IATA, sektor penerbangan turut membantu mempertahankan 58 juta pekerjaan dan menggerakkan 2,4 triliun US Dollar kegiatan ekonomi di seluruh dunia. Dalam 20 tahun mendatang, kita bisa mengharapkan sektor penerbangan untuk mendukung sekitar 105 juta pekerjaan dan menghasilkan 6 triliun US Dollar pada PDB," kata Indroyono. Peran PemerintahIndroyono mengatakan, setidaknya dibutuhkan tiga peran pemerintah dalam rangka mendukung pertumbuhan yang sangat signifikan di sektor penerbangan. Pertama, menyediakan infrastruktur yang memadai. Kedua, meningkatkan keamananan dan keselamatan penerbangan sesuai standar ICAO, dan ketiga, mendukungnya dengan regulasi yang memadai.Ia menjelaskan, terkait penyediaan infrastruktur, Pemerintah Indonesia pada tahun 2014 telah berkomitmen untuk membangun 62 bandara baru selama lima tahun ke depan, terutama di wilayah timur Indonesia dengan target total bandara komersial yang dimiliki sebanyak 299 bandara.Sementara, mengenai pengawasan keselamatan dan keamanan yang merupakan tanggung jawab inti pemerintah, Indroyono mengatakan, Indonesia berkomitmen untuk mematuhi standar global ICAO untuk mendukung sistem transportasi udara yang aman, selamat dan berkelanjutan dengan memerhatikan dan melindungi faktor lingkungan.Terkait dukungan regulasi, kebutuhan regulasi yang memadai dari penerbangan sipil harus diakui sebagai tantangan utama pemerintah, yang membutuhkan perbaikan secara terus menerus serta harus mengikuti perkembangan modernisasi teknologi," ujarnya. (aliy)