Dirjen Hubla Minta Kapal KPLP Lakukan Penyelamatan Korban dan Jaga Perairan dari Tumpahan Minyak

  • Oleh :

Kamis, 17/Des/2015 18:13 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mengerahkan lima (sebelumnya empat) armada patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) untuk membantu evakuasi kecelakaan tabrakan dua kapal asing di Selat Singapura. Selain membantu evakuasi, armada KPLP juga ditugaskan untuk menjaga perairan Indonesia dari tumpahan minyak yang salah satunya dengan cara menggelar oil boom di lokasi kejadian.Kami mendapat laporan sejak pukul 11.30 WIB tadi, KN Sarotama bersama KN Alugara dan KN Kalimasadha yang kesemuanya milik Direktorat KPLP melaksanakan oil boom di lokasi kejadian, kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut Capt. Bobby R Mamahit saat jumpa pers persiapan angkutan Natal 2015 dan Tahun 2016 di R. Sriwijaya, Gedung Karsa, Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (17/12/2015).Capt. Bobby mengatakan, pengerahan kapal-kapal tersebut untuk menjaga perairan di Selat Malaka tidak tercemar oleh tumpahan minyak sebagai dampak dari tubrukan. Indonesia sebaga anggota dewan International Maritime Organization (IMO) sangat berkomitmen untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran lingkungan maritim akibat kecelakaan kapal. IMG-20151217-WA017Makanya kami kerahkan KN Sarotama dan kapal-kapal patroli KPLP lainnya untuk mengawasi luapan dari bahan bakar kapal yang tenggelam. Kemudian membersihkan tumpahan minyak dengan alat penghisap minyak yang biasa disebut oil boom karena setiap kapal minimal menyimpan 500 ton bahan bakar, tuturnya.Ia juga mendapat laporan bahwa pelaksanaan oil boom berjalan baik dan tidak ada kendala di lokasi kejadian. Bahkan kondisi Awak Buah Kapal (ABK) kapal-kapal patrol KPLP semuanya dalam keadaan baik dan siap melakukan tugas penyelamatan dan perlindungan lingkungan maritime di Selat Singapura.Menurut Bobby, lokasi tabrakan kedua kapal MV Thorco Cloud dan MT Stolt Commitmen sebetulnya berada di perairan internasional yang berada di bawah yuridiksi pengawasan Vessel Traffic Service (VTS) pemerintah Singapura. Meskipun demikian, berdasarkan koordinat, perairan internasional itu berada di wilayah Indonesia.Makanya kami memberikan bantuan dan pengawasan terhadap musibah tersebut, ujarnya.Selain ketiga kapal Negara di atas, dua kapal negara lainnya yaitu KN Rantos P 210 dan KN 330 juga dilibatkan dalam operasi penyelamatan tersebut. KN Rantos P 210 diberi tugas untuk melakukan pencarian dan penyelamatan korban. Sedangkan KN 330 ditugaskan sebagai penanda adanya kapal tenggelam dengan memasang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) agar lalu lintas kapal tidak terganggu."Kepala Kantor Pelabuhan Batam juga telah ditugaskan untuk mengkoordinasi pengangkutan kerangka kapal," kata Bobby.Seperti diberitakan sebelumnya, kapal MT Stolt Commitment yang merupakan kapal tanker dan MV Thorco Cloud, kapal barang/container, di Selat Singapura yang terjadi Rabu malam (16/12/2015) sekitar pukul 19.13 WIB. Kapal MV Thorco Cloud berbendera Andigua Barbuda tenggelam dan dikabarkan enam dari 12 kru kapalnya hilang. Sedangkan MT Stolt Commitment yang berbedera Cayman Island masih bisa terapung dengan mengalami sedikit kebocoran. (aliy)