Perempuan Asal Jawa Timur Jadi Dalang Perompakan Kapal Tanker Di Selat Malaka

  • Oleh :

Rabu, 23/Des/2015 23:31 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) memburu wanita berinisial EN (40) asal Jawa Timur otak perompakan kapal berbendera Singapura, MT Joaquim.Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI A Taufiq R menuturkan, terungkapnya kasus perompakan kapal Joaquim berawal dari penemuan kapal MT Kharisma-9 serta penangkapan tiga pelaku perompak MT Joaquim."Dari pendalaman, mengarah pada EN sebagai otak perompakan ini. Kami sudah mengetahui keberadaan yang bersangkutan dan sudah melakukan antisipasi agar tidak melarikan diri," ujarnya di Gedung Yos Sudarso, Markas Komando Koarmabar, Jakarta Pusat, Rabu (23/12/2015).Kronologis peristiwa perampokan sendiri terjadi pada 8 Agustus 2015, kapal berbendera Singapura, MT Joaquim dirompak di perairan Selat Malaka saat tengah berlayar dari East Outer Port Limit (EOPL) menuju Melaka.Kapal tanker mengangkut muatan 3.500 MT Light Crude Oil (LCO) itu dirompak oleh sekelompok orang tak dikenal dengan menggunakan MT Kharisma-9. "Mereka berhasil mengambil LCO sebanyak 2.900 MT (shiponing). Para perompak kemudian merusak mesin hidrolik serta jangkar agar kapal tersebut tidak bisa berlayar mengikuti MT Kharisma-9," jelasnya.Mendapat informasi adanya perompakan, Pangarmabar kemudian memerintahkan jajarannya di Koarmabar untuk mencari keberadaan kapal tersebut di sepanjang perairan Selat Malaka, Selat Karimata dan Laut Jawa serta didukung oleh Tim Western Fleet Quick Response (WFQR) untuk mencari keberadaan para pelaku perompakan di darat.Akhirnya pada 14 Desember lalu, Tim WFQR berhasil menangkap tiga orang yang diduga terlibat dalam kasus perompakan MT Joaquim, yakni AG (43) teknisi kapal, HU (53) kapten kapal serta, AS (30) Mualim I MT Kharisma 9 di Bandung, Jawa Barat.Dari pengakuan kedua tersangka, setelah melakukan shiponing, MT Kharisma-segera berlayar menuju perairan Batam dan menurunkan tujuh perompak di Pulau Karimun Besar. Selanjutnya kapal menuju Laut Jawa dan lego jangkar di perairan Bojonegara, Banten.Selama persembunyian, 11 ABK MT Kharisma-9 sempat tinggal di Kota Bandung dan kemudian mereka berpencar mencari tempat persembunyian masing-masing. Namun, beberapa tersangka tetap tinggal di Kota Bandung selama tiga bulan."Dari hasil penyelidikan ternyata MT Kharisma 9 telah dua kali berganti nama menjadi MT Antela serta MT Union Star," katanya.Hal tersebut diketahui setelah Tim WFQR Koarmabar berhasil menemukan MT Kharisma-9 yang sedang lego jangkar di perairan Bojonegara, Banten. Saat ditemukan, kata Pangarmabar, kapal sudah berganti nama menjadi Union Star, cat lambung kapal terindikasi dicat ulang menjadi warna abu-abu dengan warna dasar hitam, mesin kapal dalam keadaan mati, tidak ada ABK.Petugas juga menemukan life jacket bertuliskan Antela, berkas fresh water sounding oleh PT Victor Stell Indonesia atas nama MT Kharisma-9, bekas shipboard marine pollution emergency plan atas nama MT Kharisma-9 serta sisa LCO sebanyak 700 KL."Hasil investigasi terhadap pelaku-pelaku yang tertangkap, mereka mengaku semua aksi ini atas perintah dari EN dan dibantu oleh BU alias AN yang sampai dengan saat ini masih dalam daftar pencarian orang (DPO)," katanya.Pangarmabar menambahkan, ada kapal-kapal yang ikut membantu aksi kejahatan ini antara lain, MT Patriajaya-1 yang mengambil LCO sebanyak 1100 KL, kemudian MT Hartadika yang juga mengambil LCO sebanyak 1100 KL pada tanggal 3 September 2015 dan MT Matahari Laut memberikan dukungan logistik kepada ABK MT Kharisma. Saat ini semua kapal tanker tersebut sudah berhasil ditangkap."Saat ini masih ada 10 DPO yang masih dalam proses pengejaran," jelasnya.Salah seorang pelaku berinisial HN mengaku, melakukan aksi ini atas perintah EN. Termasuk aksi mengganti nama kapal dari Kharisma ke Antela."Apapun yang disuruh saya lakukan karena perintah atasan, saya hanya anak buah kapal, saya sudah empat kali beroperasi, diberi imbalan Rp10 juta," jelasnya. (sindo).

Tags :