Pakar: Langkah Inovatif Mengurai Kemacetan Lalu Lintas Jalan

  • Oleh : an

Rabu, 06/Janu/2016 05:51 WIB


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kemacetan di waktu libur, sepertinya sulit dihindari karena ini bersifat temporer dan berapa banyak long weekend seperti ini terjadi dalamm 1 tahunnya."Antisipasi perlu, dengan menempatkan petugas dan rambu-rambu yang jelas mengingat pasti banyak yang belum terbiasa bepergian keluar kota dengan menyetir mobil pribadi," kata Kepala Lab Transportasi Unika Soegijopranoto Semarang, Djoko Setijowarno, ST, MT kepada BeritaTrans.com di Jakarta, Rabu (6/1/2016).Kendati begitu, lanjut dia, jika sampai ada pelarangan operasi salah satu moda dirasa terlalu berlebihan. "Perlu solusi cerdas, sehingga tidak mengalahkan sepihak dan semua kepentingan tetap bisa terakomodasikan," sebut pakar transportasi dari MTI Jawa Tengah itu.Ambil contoh di penyeberangan Selat Bali, menurut Djoko, untuk truk punya kapal sendiri dan jalur antrian sendiri. "Jadi tidak mengganggu kendaraan pribadi dan bus. Mungkin ini bisa diterapkan di jalan tol, lajur khusus truk walau tidak enak juga membuat mereka menjadi lebih panjang antriannya," jelas Djoko.Faktor lain adalah perilaku mengemudi yang berbeda antara dalam dan luar kota. Membuat arus lalin tidak lancar dan membahayakan. "Termasuk keberadaan para pedagang musiman juga menganggu karena mereka suka menggelar dagangan di bahu jalan, atau pedagangan asongan sampai masuk di jalan tol," kilah Djoko.Satu hal yang pasti, tambah dia, banyak penyebab macet itu karena bottle neck. Jadi, jika ingin rekayasa lalin mengapa tidak dari jauh hari? "Disini tampaknya para pejabat Indonesia agak terlambat, dan antrean panjang saat libur Natal lalu," kritik Djoko."Dengan begitu, sudah dijadikan satu antrian, pasti laju kendaraan lebih tinggi dibanding harus tersendat karena ada perebutan lajur yang membuat kendaraan harus memperlambat dan akhirnya menjadi macet panjang," papar Djoko.Rest area, menurut Djoko juga menyumbangkan macet di jalan tol, tetapi lebih karena perilaku pengemudi yang mendadak belok, memotong arus sementara banyak yang senang ambil bahu jalan untuk lurus. "Akhirnya terjadi perpotongan, bahkan kekacauan lalu lintas di jalan. Bayangkan, ketika arus kendaraan sekian mobil per detik lalu lalin terhambat beberapa detik berarti sudah sekian kendaraan akan terhambat," tandas Djoko.(helmi)

Tags :